Selasa 21 Mar 2017 21:09 WIB

Kemendikbud: Tidak Mudah Dorong Wajib Belajar 12 Tahun

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
siswa sekolah (ilustrasi)
Foto: Republika/Rizma Riyandi
siswa sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengakui tak mudah mendorong anak wajib belajar 12 tahun di Indonesia. Pemerintah butuh bantuan semua pihak untuk mewujudkan wajib belajar 12 tahun.

"Capai target itu tak mudah. Kita komitmen raih target itu. Pemerintah sadari pendidikan isu luas. Pemerintah tak mampu kerja sendiri," kata Direktur Jenderal Paud dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas) Kemendikbud, Haris Iskandar dalam konferensi Belajar untuk Semua: Prinsip Bersama untuk Pemerataan Sistem Pendidikan Dasar yang Kuat bersama Bank Dunia di Jakarta, Selasa (21/3).

Dihadapan pakar global bidang pendidikan, Haris menjelaskan pemerintah Indonesia memiliki program wajib belajar 12 tahun bagi anak-anak. Namun, untuk mewujudkannya, pemerintah butuh campur tangan komunitas lokal di amsing-masing daerah.

Khususnya dalam memfasilitasi pendidikan swasta. Menurutnya, mengelola sumber daya manusia (SDM) yang terbatas merupakan kunci mendapatkan kepercayaan publik. "Pendidikan investasi jangka panjang, kadang butuh waktu cepat, lama untuk membuahkan hasil," jelasnya.

Haris menyebut tujuan konferensi global pendidikan untuk menemukan solusi alternatif menjawab permasalahan pendidikan di setiap daerah. Sebab, setiap negara berkomitmen mengawal anak-anaknya mengenyam dan mengakses pendidikan dengan mudah dan berkualitas.

"Pendidikan faktor penting dalam sosial politik yang sudah dipahami semua orang. Indonesia menempatkan agenda penting sebagai negara yang punya polpulasi banyak," jelas Haris.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement