Rabu 31 Aug 2016 01:16 WIB

Ini Keluhan Guru: 'Berat, Kalau TPG Ditunda Lagi'

Rep: ahmad baraas/ Red: Damanhuri Zuhri
Guru SD sedang mengajar (ilustrasi)
Guru SD sedang mengajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Rencana pemerintah pusat menunda pembayaran uang Tunjangan Profesi Guru (TPG), direspon kesedihan oleh Muriasih, guru pada sebuah SD negeri di Denpasar Bali.

Padahal kata Asih, bulan sebelumnya, TPG dibayarkan terlambat, yakni dirapel enam bulan. "TPG bulan Januari-Juni 2016, baru dibayarkan bulan Juli 2016," kata Asih pada Republika, di Denpasar, Selasa (30/8).

Seharusnya, pemerintah membayarkan TPG setiap bulan sekali, namun kenyataannya selama ini dibayarkan tiga bulan sekali. Pada awal tahun ini, sebutnya, dijanjikan dibayarkan setiap bulan, namun kenyataannya mundur jadi enam bulan.

Asih mengaku belum menerima berita atau surat dari pihak sekolahnya, seperti apa penundaan pembayaran TPG itu. Karena, katanya, selama ini pembayaran dari pemerintah pusat memang sudah tertunda dari rencana dibayarkan setiap bulan, jadi tiga bulan dan kemudian jadi setiap enam bulan. "Kalau mau ditunda, ditunda seperti apa lagi. Karena memang selama ini selalu terlambat," katanya.

Menurut Asih, guru negeri menerima TPG sebesar satu kali gaji pokok setiap bulannya, sedangkan guru swasta Rp 1,5 juta. Dari informasi yang dia dengar, kata Asih, terakhir kali guru swasta TPG-nya dibayarkan setiap bulan. Penerimaan uang didahului dengan menandatangani SPS pada awal atau pertengahan bulan dan setelah itu guru harus menunggu turunnya TPG.

Menurut Asih, kalau TPG ditunda terus, dirinya merasa berat juga, karena dana yang diterima sudah diproyeksikan keperluannya. Jadi kalau TPG itu tertunda, maka rencana yang sudah dibuat juga jadi berantakan. "Kan wajar kita berharap dana itu, karena guru memang bekerja keras untuk menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah," katanya.

Lagi pula, kata Asih, TPG didapat dengan kerja keras para guru, selain juga mendapatkannya melalui proses sertifikasi. Para guru, katanya, bersemangat melaksanakan tugas, bila diberi penghargaan untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya. "Kalau diunda-tunda, kami bisa jadi kendor juga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement