Rabu 10 Aug 2016 05:49 WIB

Guru Sulit Mengajar Sehari Penuh di Sekolah

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Achmad Syalaby
kegiatan belajar mengajar: Guru (tengah)  berinteraksi pada kegiatan  belajar mengajar di Sd Negeri 1, daan Mogot, Tangerang, banten, Selasa  (2/9). Para guru diharapkan  menjadi fasilitator yang aktif sehingga setiap siswa terdorong  untuk selalu mencari
Foto: ANTARA/LUcky R
kegiatan belajar mengajar: Guru (tengah) berinteraksi pada kegiatan belajar mengajar di Sd Negeri 1, daan Mogot, Tangerang, banten, Selasa (2/9). Para guru diharapkan menjadi fasilitator yang aktif sehingga setiap siswa terdorong untuk selalu mencari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia  (PB PGRI) Unifah Rasidi menjelaskan, wacana pemerintah untuk mewajibkan peserta didik sehari penuh di sekolah sejalan dengan rencana perbaikan mengajar 24 atau tatap muka 24 jam. Dengan demikian, anak akan terhindar dari kenakalan remaja karena kegiatan-kegiatan di lingkungan luar sekolah bisa dihindari. 

Meski demikian, dia menjelaskan, peran guru dalam skema tersebut harus diperjelas. Menurut dia, guru tak bisa mengajar hingga sore atau malam hari. “Ini karena bagaimana pun juga guru merupakan orang tua bagi anak-anaknya di rumah. Mereka juga memiliki hak untuk bersama keluarganya. Jadi pemerintah lebih baik siapkan dulu kegiatan apa saja yang akan dilakukan guru dalam rencana program itu nantinya. Setelah sudah jelas, baru diterapkan,”kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (9/8)

Dia pun mendorong pemerintah untuk mengeluarkan payung hukum untuk kebijakan tersebut. Aturan dan prosedur pelaksanaannya perlu diterapkan. “Peran guru selama kegiatan ini juga perlu diperjelas. Kekurangannya apa juga perlu diketahui sebelum diterapkan nantinya di sekolah. Intinya, akan sangat baik jika dikaji mendalam terlebih dahulu,”kata dia.

Unifah juga meminta jam belajar akademik berjalan sesuai yang telah ditentukan dalam kurikulum. Selebihnya, jam belajar itu bisa diisi dengan pengayaan. Menurut dia,  pada aspek ini pengembangan karakter anak bisa dilakukan.

"Jadi intinya, bukan memperpanjang jam kegiatan belajar mengajarnya di kelas seperti biasa hingga sore hari. Namun mengisi dengan kegiatan lain yang menyenangkan dengan harapan bisa meningkatkan semangat belajar anak ke depannya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement