Jumat 10 Jun 2016 18:42 WIB

Nilai Matematika Paling Turun pada UN 2016

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah siswa melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 30, Jakarta Utara, Senin (9/5).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah siswa melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 30, Jakarta Utara, Senin (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai Mata Pelajaran (Mapel) Matematika mengalami penurunan terbesar pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP/sederajat pada 2016. Perubahannya dari 56,28 pada 2015 menjadi 50,24 di 2016.

“Yang terkoreksi paling besar adalah Matematika dengan penurunan sebesar 6,04 poin,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dalam Konferensi Pers (Konpers) Hasil UN dan Indeks Integritas UN (IIUN) SMP/sederajat 2016 di Gedung A, Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan, Jakarta, Jumat (10/6).

Sementara itu, Bahasa Indonesia justru paling sedikit mengalami penurunan, yakni hanya 0,31 poin. Sebelumnya dari 71,06 pada 2015 menjadi 70,75 di tahun ini. Posisi terkoreksi paling sedikit berikutnya, yakni Bahasa Inggris dengan penurunan sebesar 2,84 dari 60,01 menjadi 57,17. Kemudian mapel IPA mengalami penurunan sebanyak 3,61 dari nilai 59,88 menjadi 56,27.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik), Kemendikbud, Nizam tidak menampik bahwa nilai mapel Matematika memang selalu terendah. “Karena soal matematika biasanya hanya soal angka yang diketahui sekian dan jawabnya sekian,” ujar Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM ) ini. Oleh sebab itu, pemerintah mencoba mengenalkan soal yang mendorong pemikiran kritis dan menekankan pada nalar peserta didik.

Di samping itu, kata Nizam, pemerintah juga mendorong guru matematika agar menjadikan mapel ini sangat menyenangkan bagi siswa. Kemudian mendorong anak berpikiran kritis dan sesuai dengan nalarnya. Sebab, pengenalan soal matematika hanya dengan rumus tidak cukup mendorong belajar siswa.

“Pelatihan guru juga telah banyak dilakukan dan kita selalu menekankan agar guru mampu menyiapkan anak-anak yan dapat jadi pemenang di abad 21 dengan keterampilan abad 21,” ujar  dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement