REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurikulum adalah jalan yang disediakan bagi setiap anak agar mereka dengan mudah menemukan dan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Dengan demikian, kurikulum pada hakikatnya adalah media bagi setiap anak untuk meningkatkan kualitasnya sebagai manusia sebagaimana misi manusia diutus oleh Allah, yaitu penyelamat kehidupan.
“Untuk itu, di samping kita perlu kurikulum yang mudah diterjemahkan ke dalam proses pembelajaran, kita perlu guru yang kreatif, inovatif, inspiratif, dan penuh percaya diri,” kata Pembina Yayasan Pendidikan Al-Iman dan Peneliti Indonesia Bermutu Zulfikri Anas kepada Republika, Rabu (9/9).
Zulfikri menambahkan, terkait hal tersebut Indonesia Bermutu bekerja sama dengan Penerbit Al-Mawardi Prima berencana menggelar workshop dengan tema “Kurikulum untuk Kehidupan” bertempat di kampus Perguruan Al-Iman, Citayam, Depok, Jawa Barat. Workshop ini digelar dalam rangka memperingati hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November mendatang.
“Workshop ini terbuka bagi para kepala sekolah Islam dan madrasah. Untuk tahap awal ini, peserta diutamakan dari sekitar Citayam dan Depok,” ujar Zulfikri.
Zulfikri mengemukakan, antara kurikulum, pembelajaran, dan penilaian adalah tiga komponen yang saling terkait dan menyatu. Kurikulum memuat tujuan, materi, dan strategi mencapai tujuan. Pembelajaran adalah kegiatan nyata yang mengkondisikan setiap peserta didik menemukan dan mengembangkan potensi uniknya masing-masing.
“Adapun enilaian adalah media sekaligus katalisator untuk mengendalikan proses pembelajaran agar berlangsung secara efektif dan efisien,” tutur Zulfikri.