Senin 04 May 2015 22:48 WIB

'Belum Ada Indikasi Kebocoran Soal UN SMP'

Rep: C01/ Red: Djibril Muhammad
Peserta Ujian Nasional kesetaraan paket B SMP di SMU 80 Sunter, Jakarta Utara, Senin (4/5).  (Republika/Tahta Aidilla)
Peserta Ujian Nasional kesetaraan paket B SMP di SMU 80 Sunter, Jakarta Utara, Senin (4/5). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ujian Negara (UN) tingkat SMP hari pertama resmi dilaksanakan Senin (4/5) secara serentak di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, Dinas Pendidikan Kota Bandung belum menemui adanya indikasi kebocoran soal UN tingkat SMP ini.

"Sampai hari ini tidak ada isu bocor soal. Mudah-mudahan sampai tuntas," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana di Balai Kota, Senin (4/5).

Elih juga menyatakan pendistribusian soal UN telah dilakukan dengan lancar dan terbagi secara aman di seluruh subrayon. Terkait logistik soal, Elih juga memastikan tidak ada kekurangan terkait jumlah soal yang didistribusikan.

Terkait pengamanan, Elih menyatakan Dinas Pendidikan Kota Bandung telah melakukan antisipasi. Antisipasi dilakukan mulai saat pengaturan distribusi, pengaturan penugasan pengamanan, hingga pengawasan silang.

Selain itu, penjagaan soal di masing-masing subrayon bekerjasama dengan polsek setempat, termasuk penjagaan piket malam. "Itu beberapa bentuk yang kita lakukan," lanjutnya.

Elih juga sudah meninjau pelaksanaan UN secara langsung di SMP Kota Bandung. Elih melihat kondisi para pelajar SMP peserta UN terlihat lebih senang dan tidak terlalu stress. Meski begitu, kesiapan para pelajar SMP tersebut juga terlihat mantap.

Jumlah peserta yang mengikuti UN tingkat SMP mencapai lebih dari 37 ribu pelajar. Sedangkan untuk pengawas yang terlibat berjumlah 39.308 dan disebar sebanyak dua orang di tiap ruang kelas.

Terkait perkembangan kasus indikasi kebocoran UN di tingkat SMA, Elih menyatakan penanganannya dilakukan oleh pusat. Ia menyatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah menyerahkan penanganan tersebuy sepenuhnya kepada Bareskrim Polri. Ia juga menegaskan jika kebocoran tingkat SMA tidak terjadi di Kota Bandung.

"Di Bandung ini kan excess. Karena ditemukan kebocoran melalui Google Drive, kemudian ada orang yang mengakses," jelas Elih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement