Selasa 21 Apr 2015 10:53 WIB

Lulusan SMA/SMK Bisa Jadi Pramuwisata Besertifikat

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pemandu wisata mengarahkan wisatawan saat berkunjung ke Pura Taman Ayun, Badung, Bali
Foto: Antara
Seorang pemandu wisata mengarahkan wisatawan saat berkunjung ke Pura Taman Ayun, Badung, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali melakukan revisi persyaratan pendidikan bagi yang berminat menjadi pramuwisata besertifikat di Pulau Dewata. Kepala Bidang Sumber Daya Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bali, Ni Ketut Nuriani mengatakan revisi ini masih diproses akhir sebelum diajukan ke sidang DPRD.

"Sebelumnya, persyaratan minimal menjadi pramuwisata besertifikat di Bali adalah D3. Setelah mendapat masukan dari masyarakat, persyaratan tersebut kami turunkan menjadi SMA atau sederajat," kata Nuriani di Denpasar, Senin (20/4).

Pemandu wisata di Bali harus memiliki lisensi dan kartu tanda pengenal. Data terakhir menunjukkan ada sekitar 8.333 orang pramuwisata di Bali yang menguasai 14 bahasa asing, namun hanya 5.642 orang di antaranya yang aktif memperpanjang izin kerjanya.

Nuriani menambahkan seluruh pramuwisata di Bali harus memiliki sertifikat kompetensi, terutama yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dengan persyaratan minimal pernah magang di agen perjalanan atau biro pariwisata selama enam bulan.

Usia minimal pramuwisata adalah 22 tahun dan ditunjukkan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pramuwisata di Bali juga disyaratkan memahami budaya Bali berdasarkan yang tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) No. 2/ 2013 tentang Pariwisata Bali.

Di sisi lain, pihak satuan polisi pamong praja sedang melakukan penanganan terhadap lebih dari 600 orang pramuwisata tak berizin di Bali. Mereka terancam hukuman kurungan enam bulan penjara sebab termasuk ke dalam jenis pidana ringan.  

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan pemerintah saat ini menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan. Indonesia menargetkan kedatangan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) hingga 2019.

"Peningkatan kualitas layanan dalam dunia kepariwisataan melalui program sertifikasi menjadi bagian penting dalam pembangunan sektor ini," katanya.

Pitana menambahkan pemerintah pusat secara keseluruhan akan melakukan sertifikasi pada 17.600 SDM pariwisata yang difokuskan ditiga wilayah, yaitu Jakarta, Bali, dan Batam. Pramuwisata mendapatkan porsi terbanyak dengan mempertimbangkan kompetensi budaya dan sejarah, serta pembinaan etika.

"Sebab, banyak (pramuwisata) yang terampil, namun kurang dalam hal etika," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement