Senin 23 Feb 2015 12:28 WIB

Guru di Yogya Tetap Dilatih Kurikulum 2013

Rep: Yulianingsih / Red: Dwi Murdaningsih
Kurikulum 2013 (2013)
Foto: Republika/Mardiah
Kurikulum 2013 (2013)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski pemberlakuan kurikulum 2013 (K13) batal dilakukan untuk semua sekolah di Kota Yogyakarta semester kedua tahun ini, namun Pemkot setempat tetap melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap guru terkait K13 ini. Bahkan semester genap 2015 ini ditargetkan ada 800 guru yang mengikuti Diklat K13 ini.

"Diklat masih terus kita lakukan meski belum ada evaluasi dari pusat terkait K13," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Hery Suasana, Senin (23/2).

Menurutnya berdasarkan hasil pemetaan Diknas setempat, hingga tahun ini masih ada sekitar 1400 guru yang belum mengikuti Diklat K13 ini. Namun karena ada kebijakan baru dari Kemendikbud yang membatalkan pemberlakuan K13 untuk semua sekolah di Yogya akhirnya hanya 800 guru yang akan ikuti Diklat K13 semester ini. "Sisanya akan kita adakan tahun depan," ujarnya.

Pendanaan Diklat guru ini ditanggung oleh pemerintah pusat melalui LPMP dan Pemerintah Daerah setempat melalui APBD. Dikatakan Edy, akibat kebijakan baru pembatalan K13 di semester ini, praktis hanya 36 sekolah di Kota Yogyakarta yang memberlakukan K13. Selebihnya sekolah kembali menggunakan kurikulum 2006. Namun menurutnya hingga saat ini tidak ada keluhan yang masuk terkait pemberlakuan kembali kurikulum 2006 ini.

"Belum ada keluhan, nampaknya guru enjoy saja kembali ke kurikulum lama. Terkait buku, pihak sekolah sudah memiliki buku-buku kurikulum 2006 itu jadi tidak ada masalah," ujarnya.

Meski K13 batal dilaksanakan untuk semua sekolah namun kata Edy, tahun ini pihaknya tetap mengembangkan aplikasi software untuk sistem penilaian siswa berbasis K13. Aplikasi ini sebenarnya sudah jadi namun masih terus dalam perbaikan. "Aplikasi ini nanti akan memudahkan guru dalam sistem penilaian sehingga tidak ada lagi alasan atau keluhan kesulitan penilaian jika K13 diberlakukan," katanya.

Sekretaris Diknas Kota Yogyakarta Budi Asrori mengataka, selain Diklat K13, pihaknya juga menyiapkan beberapa kegiatan pendampingan bagi guru terkait K13 ini. "K13 memang tidak jadi diberlakukan untuk semua sekolah, namun pendampingan kegiatan terkait kurikulum tetap kita lakukan," katanya.

Kegiatan pendampingan ini menurutnya antara lain terkait sistem penilaian berbasis K13 dan implementasi pembelajaran berbasis scientific. Kedua hal ini yang kemarin banyak dikeluhkan guru terkait pemberlakuan K13. Karenanya melalui pendampingan tersebut diharapkan ke depan tidak ada lagi keluhan akan pemberlakuan K13 ini jika resmi diberlakukan secara menyeluruh

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement