Rabu 07 Jan 2015 19:22 WIB

Rektor ITB Berharap UN Tetap Jadi Penentu Kelulusan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Karta Raharja Ucu
 Panitia memindai lembar jawaban ujian nasional tingkat SMP dan sederajat di Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Selasa(6/5).  (foto: Septanjar Muharam)
Panitia memindai lembar jawaban ujian nasional tingkat SMP dan sederajat di Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Selasa(6/5). (foto: Septanjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmaloka menyayangkan jika nantinya Ujian Nasional (UN) tidak menjadi faktor penentu kelulusan. Menurutnya kalau UN hanya berfungsi menjadi pemetaan, maka akan membuat Indonesia kehilangan acuan standar guna memperbaiki kualitas pendidikan.

Akhmaloka berpendapat, UN tetap dibutuhkan untuk menentukan standarisasi kualitas minimal yang harus dicapai sekolah dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara kesatuan, menurutnya Indonesia harus memiliki standardisasi.

Ia menyarankan tidak perlu dibedakan sekolah dari Sabang sampai Merauke. Sebab semua itu untuk mencegah sekolah yang tertinggal semakin tertinggal.

"Kalau UN tidak dimasukkan ke dalam faktor penentu kelulusan dan tidak digunakan untuk masuk PTN, saya  khawatir sistem pendidikan akan kehilangan arah untuk perbaikan mutu. UN penting bagi perbaikan mutu," ujar Akhmaloka.

Dikatakannya, jika UN tidak dijadikan standar penentu kelulusan karena dinilai kurang valid, maka sistem pelaksanaannya saja yang harus diperbaiki.

Akhmaloka berharap UN tetap digunakan sebagai faktor penentu kelulusan dan tidak hanya sebagai pemetaan. "Kami ingin fungsi UN dikembalikan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement