Kamis 11 Sep 2014 17:28 WIB

Parah, Mahasiswa Baru Universitas Lampung Dipelonco Kekerasan

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Erik Purnama Putra
Gedung Rektorat Unila.
Foto: Ist
Gedung Rektorat Unila.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kasus dugaan kekerasan dalam praktik perpeloncoan mahasiswa baru di Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila) masih terjadi. Setidaknya, sudah ada lima mahasiswa yang harus dirawat di rumah sakit, setelah dipelonco seniornya.

Kegiatan perpeloncoan ini sebenarnuya sudah dilarang pihak Rektorat Unila. Namun, pada Rabu (10/9) lalu, praktik ilegal ini masih berlangsung oleh senior fakultas ini seperti tahun-tahun sebelumnya. Mereka menggelar perpeloncoan itu secara sembunyi-sembunyi.

Ada lima mahasiswa baru yang terpaksa dirawat di rumah sakit karena adanya tindakan kekerasan oleh seniornya. Dua mahasiswa ini terpaksa dirahasiakan rekan sesamanya untuk menjaga keamanannya. Bentuk kekerasan oleh seniornya saat perpeloncoan yakni dengan menampar dan menendang.

Kasus yang menghebohkan di lingkungan kampus Unila ini, masih dalam penyelidikan pihak rektorat. Rektor Unila, Sugeng P Hariyanto, saat dikonfirmasi Republika, Kamis (11/9), tidak membantah kejadian tersebut. Namun, ia tidak mau menjelaskan kronologis kejadiaannya. "(Tanya) ke Wakil Rektor (Sunarto) III mas," kata Sugeng.

Wakil Rektor III Unila, Sunarto, belum bisa dikonfirmasi via teleponnya, pesan singkat yang dikirim belum juga mendapat balasan. Sebelumnya, Sugeng sudah melarang tidak ada propti bagi mahasiswa baru.

Bila ada mahasiswa baru yang mendapat perpeloncoan dari seniornya, maka akan dilakukan penindakan. Bentuk sanksi berupa pemecatan bila ada mahasiswa yang melakukan perpeloncoan.

Pihak rektorat sudah menghentikan propti mahasiswa baru pada 28 Agustus lalu. Bila hasil investigasi pihak universitas masih terbukti ada perpeloncoan maka dekan dan ketua jurusan akan dicopot jabatannya, dan mahasiswanya akan dipecat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement