Senin 09 Dec 2013 03:58 WIB

Hayatan Jerman Center Permudah Belajar di Jerman

Kanselir Jerman Angela Merkel
Kanselir Jerman Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Guna membantu para siswa yang ingin belajar di berbagai perguruan tinggi di Jerman, SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Sukabumi membentuk Hayatan Jerman Center.

 

Hayatan German Centre adalah sebuah program yang dirancang oleh SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah bekerjasama dengan Aulia on Media(AoM) dan Ikatan Alumni Hayatan Thayyibah Jerman.

Program ini bertujuan mempersiapkan siswa Hayatan Thayyibah dan sekolah lainnya agar bisa melanjutkan studi di Jerman dengan biaya yang terjangkau.

Program ini bukan hanya memberangkatkan para calon mahasiswa/i ke jerman, juga membina mental, karakter dan motivasi para calon mahasiswa/i untuk belajar di Jerman.

''Dengan begitu, mereka bisa beradaptasi dengan budaya baru tanpa harus menghilangkan karakteristik sebagai orang Indonesia dengan sistem pembinaan berbasis pesantren,'' jelas Ahmad Dzaki MA, Kepala SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Ahad (8/12)

Dzaki menyebutkan, keunggulan program ini adalah karantina berbasis pesantren bagi para calon mahasiswa/i  yang ditangani tenaga professional baik dari tenaga asatidz Pesantren Hayatan Thayyibah maupun tenaga professional lainnya.

Dalam karantina tersebut, kata Dzaki, diajarkan beberapa hal penting yang harus dikuasai para calon mahasiswa/i seperti bahasa jerman, matematika, character building, pembinaan spiritual/keagamaan, mental dan kepribadian, dan tadabur alam, selain itu juga dilakukan bimbingan pengurusan berkas-berkas dan bimbingan satu tahun selama di jerman.

Program ini diperuntukkan bagi seluruh alumni SMA di seluruh nusantara khususnya alumni Hayatan Thayyibah dengan syarat memiliki SKHUN dan Ijazah dengan nilai rata-rata minimal 6.0.

Setiap tahunnya Hayatan Thayyibah memberangkatkan 20-30 calon mahasiswa/i ke jerman. Jumlah yang terbatas ini dilakukan dengan harapan agar lebih fokus dalam pembinaannya.

Langkah kecil yang dilakukan Hayatan Thayyibah ini adalah untuk melakukan regenerasi agar para calon pengganti generasi tua memiliki kekuatan intelektual dan mental yang tinggi untuk memimpin negeri ini.

Diharapkan, dalam 5-10 tahun yang akan datang, mereka sudah menamatkan studinya di Jerman dan kembali membangun daerahnya masing-masing sesuai dengan keilmuan yang mereka miliki guna menciptakan suasana lingkungan yang hayatan thayyibah.

Menurut Dzaki, selama calon mahasiswa/i menjalani karantian di pesantren, ada beberapa bimbingan yang didapatkan, diantaranya pengurusan visa studi di Jerman dan pengurusan uang jaminan, workshop sistem pendidikan, sosial budaya.

Selain itu ada workshop keberangkatan, pemilihan jurusan dan peluang kerja. Juga konsultasi pemilihan kota untuk studi, konsultasi pemilihan studienkolleg serta penterjemahan dokumen akademik oleh penerjemah tersumpah.

''Kami juga memberikan mentoring pribadi, pengurusan reservasi tiket pesawat, airport tax serta pendampingan dari Jakarta menuju Jerman,'' jelas Ahmad Dzaki.

Sedangkan bimbingan yang didapat para peserta di Jerman, kata Dzaki, berupa pendampingan selama satu tahun (tiga bulan intensif dan sembilan bulan konsultatif), penjemputan di bandara Jerman oleh tim Jerman, pendampingan daftar ulang akomodasi sementara dan tetap di Jerman.

Hayatan Jerman Center juga akan menyiapkan pencarian kursus intensif bahasa Jerman di Jerman, pendampingan daftar ulang kursus bahasa Jerman di Jerman, pendampingan aktivasi rekening bank di Jerman, bantuan pembuatan asuransi kesehatan, kartu telepon berlangganan dan lainnya.

Dzaki menyebutkan, salah satu syarat yang penting untuk kuliah di Jerman adalah save deposit yang harus dimiliki oleh calon mahasiswa/i yan disimpan di Deutsche Bank atas nama calon mahasiswa/i sebesar 8.040 euro.

Hal ini dimaksudkan agar calon mahasiswa/i memiliki sejumlah dana sebagai jaminan hidup minimal selama satu tahun di Jerman.

''Sampai saat ini, sudah ada beberapa sekolah yang bergabung dengan Hayatan Thayyibah yakni SMA Negri 3 Kota Sukabumi, SMA negri 1 Cianjur, SMA Negri 1 Tasikmalaya dan SMA Insan Cendikia Solo.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement