Jumat 06 Dec 2013 10:08 WIB

Santri SMA Hayatan Thayyibah Belajar ke Singapura dan Malaysia

para santri SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Sukabumi melakukan Educational Fieldtrip
Foto: dok.hayatan thayyibah
para santri SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Sukabumi melakukan Educational Fieldtrip

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Muhammad Rafli, santri kelas X IPS SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Sukabumi, Jawa Barat, tak kuasa menyembunyikan rasa bahagianya usai mengikuti kegiatan pendidikan di luar sekolah, yakni educational fieldtrip ke Malaysia dan Singapura, akhir November lalu.

Educational fieldtrip ini banyak memberikan pengalaman baru bagi saya, mulai dari etika melakukan perjalanan internasional, kunjungan ke sekolah dan universitas, budaya dan lain sebagainya, sehingga saya tahu banyak hal,'' ungkap Rafli semringah.

Kebahagiaan juga dirasakan Ustaz Abdullah Syafi’ie, M.Pd. Salah seorang guru SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah yang terlibat dalam kegiatan ini. “Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kegiatan ini, salah satunya kebersihan,'' jelasnya.

Semua santri, kata dia, sudah di pesantren tentang kebersihan. Bahkan, ketika mempelajari fikih dan shalat, mereka sudah mempelajari kebersihan yang disebut dengan thaharah. Namun, praktiknya sehari-hari tidak mudah.

''Singapura dan Malaysia sangat memperhatikan kebersihan. Bersih itu indah. Nah, para santri melihat langsung bagaimana kedua negeri jiran itu mempraktikkan kebersihan di lingkungan mereka, termasuk di jalan raya.''

Dengan kegiatan perjalanan pendidikan ini, para santri dapat menerapkan hal-hal yang mereka lihat dan saksikan di sekolah mereka kelak,'' ujar Ustaz Abdullah Syafi'ie.

selain itu, kata Ustaz Syafi'ie, dengan pendidikan perjalanan edukasi ke negeri jiran, para santri dididik untuk lebih meningkatkan semangat mempelajari bahasa asing.

''Dengan berkunjung ke dua negara tersebut, para santri merasakan pentingnya menguasai bahasa Inggris. Dari acara ini mudah-mudahan mereka lebih giat lagi mempelajari bahasa Inggris sebagai kunci untuk membuka dunia.''

Sebanyak 25 santri SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Sukabumi, Jawa Barat selama tiga hari, 28-30 Nopember 2013 melakukan perjalanan pendidikan (educational fieldtrip) ke Singapura dan Malaysia.

Menurut Ustaz Ahmad Dzaki MA, Kepala SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah, pendidikan tidak selalu terbatas dengan ruang yang berukuran 7 x 8 m yang disebut dengan kelas. Pendidikan bisa dilaksanakan di luar kelas (outdoor) seperti di museum, di kebun, di taman dan di tempat-tempat lainnya.

''Proses pembelajaran di luar kelas juga dapat memberikan bekas yang sangat signifikan. Siswa dapat melihat dan merasakan langsung apa yang mereka pelajari saat itu,'' jelasnya kepada Republika Jumat (6/12).

Pendidikan perjalanan yang digelar SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah setiap tahun ini, jelas Dzaki, memberikan manfaat langsung kepada para santri.

''Kegiatan ini cukup jitu dalam memberikan edukasi kepada siswa, apalagi banyak hal baru yang  mereka dapatkan dan belum pernah mereka tahu sebelumnya,'' jelasnya.

Dzaki menjelaskan, Allah swt dalam Al-Qur’an memerintahkan seluruh umat manusia untuk banyak melakukan perjalanan agar dapat melihat langsung tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan agar dapat menambah keimanan kepada Allah SWT.

''Banyak nilai edukasi yang didapatkan dengan melakukan perjalanan. Hal inilah yang kemudian dibidik oleh Hayatan Thayyibah agar para santri dapat meraih itu semua dengan mengikuti perjalanan pendidikan atau educational fieldtrip,'' ujarnya.

Ia menilai, perjalanan edukasi ini sarat dengan nilai-nilai aplikasi sehingga skill (kemampuan) yang dimiliki para siswa dapat terasah dengan baik, seperti kemahiran bahasa, budaya maupun adaptasi lingkungan.

''Dengan model pendidikan seperti ini hasilnya lebih mengena dan menukik kepada sasaran, sehingga  terasa langsung manfaatnya oleh siswa, dan mereka akan sangat senang terhadap apa yang mereka rasakan dan alami.''

Kegiatan ini, kata Dzaki, tak hanya melibatkan para santri, juga melibatkan guru dan karyawan. ''Alhamdulillah, sejak tujuh tahun lalu, banyak santri, guru dan karyawan SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah yang menginjakkan kakinya di Singapura dan Malaysia,'' ungkapnya penuh syukur.

''Kegiatan educational fieldtrip ini bukan sekadar keliling dua negara tersebut, juga mengunjungi beberapa universitas dan sekolah setaraf SMA lainnya, sehingga banyak sekali pengalaman yang didapat,'' ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement