Sabtu 26 Sep 2020 13:40 WIB

Mahasiswa UNS Ciptakan Aplikasi Tebak Aksara Jawa

Tebak Aksara Jawa adalah inovasi agar siswa SMP lebih mudah belajar aksara Jawa

Rep: Binti Sholikah/ Red: Christiyaningsih
Tebak Aksara Jawa adalah inovasi agar siswa SMP lebih mudah belajar aksara Jawa. Ilustrasi.
Foto: Republika/ Wihdan
Tebak Aksara Jawa adalah inovasi agar siswa SMP lebih mudah belajar aksara Jawa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan aplikasi Tebak Aksara Jawa (Tebak Raja). Dua mahasiswa tersebut yakni Eryneta Nurul Hasanah dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jawa dan Dji Hanafit dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin.

Melalui inovasi tersebut, mereka berhasil menduduki Juara 3 di Lomba Esai Nasional PGSD Fair Universitas Negeri Medan (Unimed) yang digelar pekan lalu. Pada lomba dengan subtema Inovasi Media Pembelajaran Berbasis IT tersebut, keduanya membuat aplikasi permainan Tebak Raja sebagai inovasi media pembelajaran membaca aksara Jawa berbasis Informasi dan Teknologi.

Baca Juga

Aksara Jawa yang digunakan sebatas kata yang mengandung aksara murda, aksara swara, dan angka. "Tebak Raja mengharuskan peserta didik atau pengguna untuk menulis huruf latin dari aksara Jawa yang muncul di layar aplikasi. Jika tidak bisa menjawab, mereka tidak bisa ke level selanjutnya," kata Eryn dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (25/9).

Menurutnya, aplikasi tersebut menyasar siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal itu didasarkan pada pertimbangan masalah-masalah pembelajaran aksara Jawa yang terjadi di SMP di mana masa tersebut juga merupakan peralihan dari SD ke SMA.

"Jadi, menurut kami inovasi ini cocok untuk diterapkan. Harapan kami ketika nanti peserta didik sudah SMA hambatan belajar aksara Jawa bisa terminimalisir atau diatasi," imbuh Eryn.

Terkait uji coba aplikasi, sebelum final pada 15 September Eryn dan Dji sudah mengujicobakan Tebak Raja kepada sebelas siswa SMP di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka mendapatkan respons positif dari para siswa dalam uji coba tersebut.

Eryn menyatakan timnya mengalami hambatan saat lomba karena dilaksanakan secara daring. Sebab, perlombaan via daring membutuhkan usaha yang lebih besar dari biasanya.

Untuk presentasi, timnya harus mulai dari latihan sendiri, menyiapkan Power Point, membuat video presentasi sesuai bagian, hingga mengunggah ke Youtube. "Tapi alhamdulillah semua bisa diatasi dan memberikan hasil yang harus disyukuri," pungkas Eryn.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement