Senin 15 Jul 2019 18:33 WIB

Mokelis, Modul Pembelajaran Keselamatan Listrik Anak

Media pembelajaran Mokelis for Kids dikemas semenarik mungkin.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UNY.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UNY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Listrik dan peralatan kelistrikan merupakan sebuah bagian dari kehidupan manusia hari ini. Tapi, pemahaman anak usia dini masih relatif rendah terhadap kelistrikan.

Listrik dengan berbagai fungsi dan kegunaannya mampu menunjang berbagai kebutuhan. Namun, di sisi lain, peralatan kelistrikan memiliki risiko bahaya yang mengancam keselamatan diri.

Penggunaan peralatan kelistrikan yang tidak sesuai standar akan meningkatkan risiko bahaya keselamatan. Baik dari segi pemasangan maupun material.

Standar pemasangan peralatan kelistrikan telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.

Itu menjadi usaha mencegah terjadinya kecelakaan yang diakibatkan gangguan-gangguan listrik. Tapi, pemasangan peralatan kelistrikan tidak sesuai standar sering membuat membahayakan.

Terutama, terjadinya kejut listrik atau lebih sering dikenal oleh masyarakat awam dengan sebutan kesetrum. Banyak terjadi kasus di masyarakat yang terjadi akibat listrik, terutama kepada anak.

Hal ini disebabkan ketidakpahaman anak-anak mengenai keselamatan listrik. Hal ini mendasari sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk menciptakan inovasi.

Khususnya, berbentuk media pembelajaran keselamatan listrik untuk anak usia dini. Modul diberi nama Mokelis for Kids yang dibuat tiga mahasiswa UNY.

Ada Gito Syahril Fajar dan Dimas Mahendra dari Teknik Elektro, serta Rahmad Prasetyo dari Pendidikan Teknik Elektro. Gito mengatakan, Mokelis merupakan media pembelajaran berbentuk mainan.

Dilengkapi beberapa fitur komponen-komponen kelistrikan dasar yang sering ditemui di rumah tangga. Komponen itu berfungsi untuk melakukan simulasi keselamatan listrik untuk anak usia dini.

"Dan diberi notifikasi suara berupa peringatan bahaya, tidak berbahaya, dan nasihat-nasihat untuk anak," kata Gito.

Selain itu, untuk peringatan kondisi bahaya dilengkapi dengan simulasi kejut listrik atau tersetrum. Dilakukan menggunakan vibrator seperti fitur getar pada handphone.

Media pembelajaran Mokelis for Kids dikemas semenarik mungkin agar dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak. Serta, dapat menumbuhkan semangat belajar anak-anak.

Media pembelajaran Mokelis for Kids telah melalui proses validasi kepala TK Al-Furqon di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Bahkan, mendapat kategori yang baik.

Sebab, Mokelis mendapat tingkat kelayakan dalam kategori layak. Gito berharap, dengan adanya Mokelis for Kids dapat mengajarkan keselamatan listrik bagi anak-anak usia dini.

"Agar, angka kecelakaan akibat listrik di Indonesia dapat berkurang," ujar Gito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement