Kamis 11 Apr 2019 11:16 WIB

ITS Minta Pemerintah Dorong UMKM Masuk Marketplace

UMKM berbasis teknologi untuk mempertahankan daya saing di tengah era disrupsi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Kampus ITS
Kampus ITS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Institut Teknologi Surabaya (ITS) menyusun studi bertajuk Rekomendasi Kesiapan Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis teknologi untuk mempertahankan daya saing di tengah era disrupsi saat ini. Namun, UMKM diharapkan tidak menganggap perkembangan teknologi sebagai disrupsi, melainkan sebagai peluang untuk memperbaiki bisnis.

Direktur Kemitraan ITS, Arman Hakim di Jakarta, Kamis (11/4) mengatakan, pihaknya mendorong pemerintah untuk bisa berkolaborasi dengan banyak pihak. Dimulai dari perusahaan telekomunikasi hingga marketplace. Hal itu agar UMKM dapat terjembatani ke teknologi sehingga setidaknya bisa bersaing di pasar nasional.

"Dengan kata lain, UMKM didorong agar bermitra dengan para penyedia teknologi serta diberi pelatihan-pelatihan yang menunjang," kata Arman.

Ia mencatat, hingga saat ini total jumlah badan usaha mencapai 62 juta badan. Sebanyak 99 persen diantaranya merupakan kelas mikro, kecil, dan menengah.

Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM di era disrupsi menjadi penting. Bukan hanya bagi pemerintah, tapi juga bagi para kalangan akademisi. Sebab, era digitalisasi disertai dengan tantangan dari segi pengurangan ketenagakerjaan di sektor UMKM.

Kepala International Council for Small Business (ICSB) Indonesia, Hermawan Kartajaya, mengatakan, keberadaan bisnis secara online dan offline mengintegrasikan dua hal yang berbeda. Ia berharap Kementerian Koperasi dan UKM sebagai lembaga pemerintah dapat menjalankan rekomendasi yang diberikan oleh ITS.

Sebabm dalan studi ITS tersebut dipaparkan bahwa era UMKM 4.0 merupakan bisnsi yang sudah mengintegrasikan digital. Dimulai dari sosial media hingga pemanfaatan internet of things (IoT).

"Kehadiran marketplace merupakan kunci akses satu pintu bagi UMKM untuk bisa lebih memasarkan produknya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement