Senin 08 Apr 2019 22:34 WIB

Perpustakaan UNS Gelar Kuliah Umum Literasi Pendidikan

Guru abad XXI harus kreatif, inovatif, produktif, dan komunikatif.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Gedung kantor pusat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Foto: Republika/Binti sholikah
Gedung kantor pusat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Perpustakaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar kuliah umum literasi pendidikan dengan tema "Literasi Pendidikan dan Guru Abad XXI", Senin (8/4). Kuliah umum tersebut menghadirkan beberapa narasumber, antara lain, Kepala UPT Perpustakaan UNS dan Dosen PBI FKIP UNS Muhammad Rohmadi, serta Guru SMA N 1 Karanganyar yang pernah menjadi peserta Kursus Luar Negeri Applied teaching methodologies in the 21 tahun 2019 sekaligus Pemenang Olimpiade Guru Nasional (OGN) 2017, Giyato.

Dalam paparanya, Muhammad Rohmadi menyampaikan pendidikan menjadi kewajiban bersama seluruh elemen bangsa. Guru abad XXI harus kreatif, inovatif, produktif, dan komunikatif. Selain itu, guru abad XXI harus menguasai kompetensi 4C (kreatif, berpikir kritis, komunikatif, dan kolaboratif).

"Dalam proses pembelajaran guru abad XXI juga harus menguasai STEAM (Science Technology Engineering Art Mathematic), HOTS (Higher Order Thinking Skills), dan juga melek literasi teknologi," jelasnya seperti tertulis dalam siaran pers.

Sementara Giyato memaparkan, guru abad XXI harus banyak berkreasi dan berinovasi, seperti yang dilakukanya dalam lomba OGN 2017 dan memenangi lomba tersebut. Guru dituntut dapat memproduksi model-model pembelajaran inovatif, media pembelajaran, serta kaya setrategi inovatif sesuai dengan konteks pembelajaranya.

"Kalau guru terus belajar dan berinovasi akan dapat meningkatkan daya saing guru, baik dalam pembelajaran, lomba inovasi pembelajaran, best practice, dan juga kompetesi-kompetisi lainnya," terangnya.

Dalam kuliah umum literasi tersebut, Giyato juga menceritakan perjalanannya kursus selama hampir satu bulan di Australia. Pada Abad XXI, lanjutnya, guru harus memahami kebutuhan siswa, pengembangan soft skill, kaya materi, model, dan menerapkan pembelajaran aktif.

Kedua narasumber menekankan, literasi pendidikan abad XXI harus diwujudkan dengan berkolaborasi semua pihak, baik guru, siswa, kepala sekolah, dan pengambil kebijakan. "Dengan demikian, komitmen bersama adalah keniscayaan untuk wujudkan dengan melaksanakan 3B (berkomunikasi, berkolaborasi, dan beraksi)," tambah Muhammad Rohmadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement