Kamis 04 Apr 2019 17:59 WIB

UII Diminta Bangun Peradaban Islam

Umat Islam hari ini masih kekurangan sumber daya untuk berbuat banyak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Sidang Terbuka Senat Milad UII di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir, Kamis (4/4).
Foto: Wahyu Suryana.
Sidang Terbuka Senat Milad UII di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir, Kamis (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memperingati Milad ke-76. Bagi Ketua Badan Wakaf UII, Suwarsono Muhammad, hanya rasa syukur yang bisa diungkapkan atas raihan-raihan prestasi UII selama ini.

Ia turut memberikan apresiasinya kepada segenap pimpinan UII yang telah membantu UII hingga ke posisinya seperti hari ini. Suwarsono mengaku tidak bisa membayangkan betapa berat kerja keras mereka.

Bahkan, ia meminta maaf jika selama ini Yayasan Badan Wakaf belum bisa memberikan banyak bantuan. Padahal, Suwarsono sadar tuntutan yang ada semakin hari semakin bertambah seiring kemajuan zaman.

"Oleh karena itu, kami akan terus berusaha memberikan bantuan demi mewujudkan cita-cita," kata Suwarsono, saat memberi sambutan pada Sidang Terbuka Senat Milad UII di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir, Kamis (4/4).

Seperti biasa, sambutan Suwarsono disampaikan dengan nuansa canda. Sesekali, ungkapan-ungkapan yang disampaikan mengundang tawa tamu, baik yang sengaja diselipkan atau tidak sengaja terselip.

Tapi, suasana berubah ketika Suwarsono mengingatkan besar makna milad yang mengusung tema 'Khidmat UII untuk Bangsa' dengan situasi dewasa ini. Terlebih, melihat kondisi umat Islam global hari ini.

Utamanya, dalam dua tahun terakhir ketika AS dipimpin presiden baru. Ia merasa, setidaknya terdapat dua peristiwa mengejutkan yang telah terjadi selama kurun waktu dua tahun tersebut.

Peristiwa itu tidak lain pengakuan Presiden AS, Donald Trump, tentang Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Satu lagi, pengakuan atas Dataran Tinggi Golan yang juga diakui sebagai bagian dari Israel.

"Apa yang bisa kita kerjakan, umat Islam hari ini masih kekurangan sumber daya untuk berbuat banyak," ujar Suwarsono, yang sempat menghadirkan suasana hening di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir.

Selain sumber daya, ia melihat, umat Islam dunia hari ini masih minim ilmu pengetahuan dan cara-cara berorganisasi yang efektif. Maka itu, Suwarsono meminta UII benar-benar bisa mengambil peran.

Setidaknya, peran membantu membangun peradaban dunia Islam yang berbasis ilmu pengetahuan. Dengan begitu, ia merasa, pada saat yang sama, dapat pula terbangun satu peradaban baru Islam.

"Sebab, hanya karena itu umat Islam bisa menjaga eksistensinya di muka bumi, dan setara dengan umat-umat agama lain di dunia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement