Kamis 21 Mar 2019 18:16 WIB

Mahasiswa UNY Kenalkan Pancasila Lewat Jemuran Gembira

Media ini sebenarnya digunakan untuk permainan sederhana.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Praktik media pembelajaran Jemuran Gembira yang diajarkan mahasiswa-mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Wates.
Foto: Dokumen.
Praktik media pembelajaran Jemuran Gembira yang diajarkan mahasiswa-mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Wates.

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Menyampaikan materi kepada siswa sekolah dasar memang memerlukan kreativitas agar tidak membosankan. Pancasila, menjadi satu mata pelajaran yang membutuhkan kreativitas agar siswa-siswa mampu mengenalnya dengan baik.

Untuk itu, perlu media pembelajaran penting diperhatikan karena guru tidak bisa mengajar hanya dengan metode ceramah. Sebab, itu dapat membuat siswa merasa bosan dan justru tidak memahami materi yang disampaikan.

Terlebih, dalam pembelajaran PPKn, khususnya pengamalan sila-sila Pancasila. Karenanya, mengajar sila-sila Pancasila membutuhkan media pembelajaran yang digunakan sebagai perantara guru menyampaikan materinya.

Hal itu dipraktikkan mahasiswa-mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Wates. Mereka membuat media pembelajaran inovatif bernama Jemuran Gembira yang merupakan singkatan Game Belajar Mengenal Pengamalan Sila Pancasila.

Ada Dian Erawati, Erlin Indah Lestari, Dwi Kurniawan, dan Indah Shafira. Mereka menyusun media untuk pembelajaran PPKn kelas 2SD yang disesuaikan bagi tingkat perkembangan anak-anak usia sekolah dasar.

Dian menjelaskan, anak-anak usia 7-12 tahun berada dalam tahap operasional konkret yang akan lebih memahami konsep bila mengamati atau melakukan. Itu sebagai pengalaman diri sendiri.

"Dengan Jemuran Gembira contoh pengamalan sila Pancasila, gambar sila, dikemas dalam bentuk pakaian yang bisa digantung, sehingga menarik siswa seolah-olah sedang menjemur pakaiannya," kata Dian.

Penggunaan gambar yang dikemas lebih menarik sesuai tahapan ikonik teori belajar Bruner, yang mana pengetahuan disajikan melalui gambar-gambar mewakili konsep. Gambarnya disesuaikan peristiwa yang dialami keseharian anak-anak.

Erlin mengatakan, media ini sebenarnya digunakan untuk permainan sederhana yang mana siswa berlomba menggantungkan pakaian sesuai simbol sila. Mereka juga bisa menggunakan simbol-simbol itu secara sederhana.

"Di mana siswa-siswa secara individu mencoba menjodohkan dengan menggantungkan pakaian sesuai dengan simbol silanya, itu bila guru tidak memiliki waktu yang cukup banyak," ujar Erlin.

Medie pembelajaran itu dibuat agar siswa jadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Tentunya, sesuai tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pendekatan student center.

Siswa akan dilatih berkompetisi dan kerja sama dengan melakukan permainan Jemuran Gembira dengan tata tertib yang mudah dipahami. Dengan Jemuran Gembira, siswa lebih mudah memahami beragam contoh pengamalan sila dalam keseharian.

Praktik media pembelajaran Jemuran Gembira yang diajarkan mahasiswa-mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Wates. Gembira sendiri merupakan singkatan dari Game Belajar Mengenal Pengamalan Sila Pancasila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement