Senin 11 Mar 2019 20:01 WIB

Kemenristekdikti Targetkan Angka Partisipasi Kasar 50 Persen

Partisipasi penduduk usia 19-23 tahun mengenyam pendidikan tinggi hanya 34 persen.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Mahasiswa.
Foto: Reuters/Patrick T Fallon
Ilustrasi Mahasiswa.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menargetkan angka partisipasi kasar Indonesia mencapai 50 persen dalam lima tahun ke depan. Saat ini, angka partisipasi kasar Indonesia, yaitu jumlah penduduk usia 19-23 tahun yang berkesempatan atau berkemungkinan mengikuti pendidikan tinggi, hanya 34 persen. 

Dirjen Pengajaran dan Kemahasiwaan Kemenristekdikti Ismunandar mengatakan, angka partisipasi kasar tersebut masih rendah dibandingkan negara-negara tetangga yang bahkan sudah hampir 90 persen. "Kami di Kemenristekdikti memiliki target lima tahun ke depan angka partisipasi kasar meningkat menjadi 50 persen. Ini tugas besar. Karena dalam empat tahun terakhir angka partisipasi kasar hanya meningkat 5 persen," terangnya saat memberikan sambutan di acara Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-43 Universitas Sebelas Maret (UNS), di gedung Auditorium UNS, Solo, Senin (11/3). 

Ia mengatakan ambisi menaikkan 16 persen menjadi 50 persen tersebut dinilai sebagai tugas berat. Apalagi, dari sisi jumlah penduduk juga akan meningkat.

Karena itu, lanjutnya, inovasi sangat penting. Salah satu teknologi yang harus dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah teknologi informasi.

Saat ini, UNS dan perguruan tinggi lainnya di Indonesia sudah menggunakan pembelajaran secara daring atau online learning. Kemenristekdikti sudah mendorong, bahkan untuk menggunakan 50 persen pembelajaran jarak jauh tidak perlu mengajukan izin. 

"Partisipasi perguruan tinggi kami tunggu supaya target angka partisipasi kasar tercapai dengan mudah," imbuhnya.

Di sisi lain, terkait Dies Natalis ke-43 UNS, tema yang diambil dinilai relevan. Dies Natalis ke-43 UNS mengambil tema Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Inovasi Menuju Otonomi Perguruan Tinggi.

Tema Dies Natalis tersebut sangat penting karena menyangkut membangun sumber daya manusia berbasis inovasi menuju otonomi perguruan tinggi. "Tugas kita bersama untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan tinggi. UNS ingin mengambil peran yang besar dengan mengambil tema Dies Natalis membangun sumber daya manusia," ujarnya. 

Kemenristekdikti juga mendorong UNS meningkatkan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya dengan meningkatkan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah. Sebab, dengan publikasi dan karya-karya ilmiah merupakan bahan untuk invoasi.

"Kami berterima kasih kepada UNS yang telah memulai sebagai kampus bela negara karena inti kegiataan kita kecintaan kepada negara. Ada isu beberap kampus terpapar radikalisme. Salah satu penangkal dengan aktivitas bela negara. Kami di Kemenristek Dikti baru akan mewajibkan tahun ini tetapi UNS sudah menjalankan. Terima kasih," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement