Ahad 03 Mar 2019 17:23 WIB

Undokal akan Dikenalkan ke Siswa SD Yogyakarta

Siswa dapat belajar hal-hal terkait kerja sama dan kolaborasi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UNY.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UNY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ratusan siswa SD, guru, dan masyarakat direncanakan mengikuti kegiatan Pocarimpic Undokal di Lapangan Karang Kotageda pada 9 Maret 2019 mendatang. Itu akan jadi pengabdian masyarakat dan pengenalan permainan asal Jepang tersebut.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dan program pengabdian masyarakat dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY dengan Osaka Sangyo University. Ketua Program, Soni Nopembri mengatakan, langkah itu memiliki tujuan kolaborasi.

Utamanya, bagi siswa, guru, dan masyarakat dengan permainan undokal, sehingga mereka terlatih kerja sama dan kesehatan jasmaninya. Kegiatan ini turut menjadi pelatihan komunikasi mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Penjas dan PJKR.

Pertama, mereka belajar manajemen satu kegiatan olah raga sekolah dasar, yang bagi para mahasiswa menjadi model pembelajaran berbasis kompetensi. Sehingga, siswa dapat belajar hal-hal terkait kerja sama dan kolaborasi.

Soni menilai, ini bisa menjadi satu masukan mereka agar lebih aktif di sekolah, dan sekolah bisa merangkul orang tua dan masyarakat. Hal itu perlu dikembangkan kepada mahsiswa sebagai calon guru sekolah dasar.

"Melalui kegiatan Pocarimpic Undokal mahasiswa UNY dilatih untuk mengelola kegiatan dan mengaplikasikan inovasi pembelajaran yang melibatkan pelajar, guru, dan masyarakat," kata Soni, Sabtu (2/3).

Undokal sendiri awalnya merupakan festival tahunan di sekolah-sekolah secara nasional oleh Pemerintah Jepang. Kegiatan ditarik jadi kegiatan internasional yang salah satunya dilakukan Osaka Sangyo University.

Undokal memiliki enam jenis permainan seperti beanbag toss, relay, long rope jumping dan lain-lain yang akan dilombakan pada 08.00-12.00. Nantinya, para mahasiswa Osaka menampilkan pula tarian khusus sweet dream dance.

Partisipan yang akan hadir dalam kegiatan ini diperkirakan sekitar 800 orang. Mereka terdiri dari 20 panitia UNY, 20 guru-guru SD, delapan mahasiswa Osaka, dan lain-lain.

Sebagai pilot project, Soni berharap, konsep ini menjadi paten yang bisa dilakukan di Indonesia. Nantinya, konsep seperti ini bisa diterapkan tidak cuma bagi pelajar SD, tapi pelajar SMP.

Melalui ini, akan pula diberikan dorongan agar konsep ini masuk ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan atau Dinas Kebudayaan. Karenanya, kegiatan pertama ini memiliki posisi penting.

"Kalau ini berhasil dan mendapat respon baik peserta, nantinya konsep ini kita patenkan, kami buat videonya, panduannya, sehingga nanti kita bisa sebarluaskan ke berbagai daerah," ujar Son

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement