Senin 21 Jan 2019 16:24 WIB

Mata Pelajaran PKn Butuh Pembelajaran Menarik

Peran guru semakin penting dalam menciptakan suasana yang menyenangkan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UNY.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UNY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) biasanya menjadi salah satu yang membosankan bagi sebagian murid SD, SMP, maupun SMA. Kondisi itu bukan tidak mungkin dikarenakan kebanyakan guru pengampu kurang kreatif menyajikan materi yang banyak hafalan.

Dosen PKnH Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Suyato mengatakan, saat ini pembelajaran yang responsif kepada manusia memang menjadi tuntutan utama. Terlebih, hingga kini, pendidikan di Indonesia masih berlaku satu ukuran untuk semua.

Padahal, budaya Indonesia sangat beragam, yang banyak menyebabkan manusianya itu sendiri terdiri berbagai macam karakter. Karenanya, jika tidak responsif kepada manusianya, tidak akan responsif kepada budaya yang ada.

"Karena itu, guru dituntut membuat pembelajaran menjadi menarik, baik dari cara penyampaiannya maupun materinya," kata Suyato, saat Talkshow Media Pembelajaran PKnH di Ruang Hajar Dewantara FIS UNY.

Ia menekankan, jika pembelajaran PKn itu dianggap kurang menarik untuk siswa, salah satunya mungkin karena gurunya. Gurunya, kurang bisa menyampaikan sisi penting dari pembelajaran itu sendiri.

Suyato menambahkan, pentingnya etika dalam penyampaian materi turut menjadi penting. Etika, dalam penyampaian harus disampaikan dengan menarik. Utamanya, memasukkan kebudayaan-kebudayaan. "Mendidik itu adalah seni dalam menciptakan manusia yang berkarakter," ujarnya.

Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sleman, Sunarta menuturkan, kreativitas seorang guru sangat berpengaruh. Utamanya, kepada perhatian atau tidaknya siswa terhadap materi yang disampaikan di kelas.

Untuk itu, kreativitas sangat diperlukan yang jika tidak dikembangkan, banyak anak ajar yang akan tidak memperhatikan. Hal itu membuat guru semakin penting dapat menciptakan suasana yang menyenangkan.

Suasana itu disebut tidak cuma penting bagi siswa, tapi berarti bagi guru yang memberikan materi. Sehingga, tinggal bagaimana guru memaksimalisasi jumlah anak yang dapat mengikuti pembelajaran yang sudah disiapkan.

"Selanjutnya, bagaimana guru menarik, tentu guru harus menyiapkan metode pembelajaran yang bervariasi dan dengan cara penyampaian yang menarik pula," kata Sunarta.

Guru pengampu Mata Pelajaran PKn di SMP 3 Berbah Sleman itu menambahkan, selain menggunakan metode pembelajaran yang dibuat, dapat memakai metode jigsaw. Itu merupakan teknik pembelajaran kooperatif antara guru dan siswa.

Selain itu, guru dapat pula menggunakan pemutaran video yang sesuai dengan tema yang hendak disampaikan. Dengan begitu, anak akan lebih tertarik daripada hanya mendengarkan satu arah. "Daripada hanya mendengarkan satu arah dari kita saja," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ketua Jurusan PKnH UNY, Murdiono menerangkan, pameran media pembelajaran memang dikemas dalam berbagai bentuk. Harapannya, guru yang hadir tidak hanya melihat hasil karya, tapi mampu memberikan masukan.

Sebab, mereka, sebagai tenaga pendidik, tentu memiliki pengalaman yang berbeda dalam menyampaikan materi PKn. Untuk itu, kegiatan kali itu memang melibatkan guru-guru lintas level mulai SD, SMP sampai SMA.

"Harapannya, hasil karya mahasiswa bisa dinilai dan dikritisi langsung para guru," kata Murdiono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement