Jumat 02 Nov 2018 11:54 WIB

Wujudkan Halal Science Center Dunia, UAI Gelar ISIE 2018

Seminar ini guna memberi masukan pemerintah terkait halal science center

Universitas Al-Azhar Indonesia gelar International Simposium Islamic Epistemology
Foto: UAI
Universitas Al-Azhar Indonesia gelar International Simposium Islamic Epistemology

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Maka sudah sepatutnya Indonesia memiliki halal science center dengan reputasi dunia.

Namun pada kenyataanya Indonesia belum memiliki halal science center yang diakui dunia. Berbeda dengan Thailand yang populasi muslimnya minoritas, atau sekitar hanya 8 persen, sudah memilki halal science center yang diakui dunia.

"Negara Thailand yang penduduk muslimnya minoritas, mereka memiliki halal science center yang diakui dunia. Karena mereka sadar pangsa pasar muslim banyak di dunia," ujar Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc di sela-sela seminar Internasional ISIE 2018 (International Simposium Islamic Epistemology), di auditorium Arifin Panigoro UAI beberapa waktu lalu.

Begitu juga dengan Malaysia, dimana semua produk harus masuk dalam kategori halal. Mulai dari proses penelitian sampai mennadi produk.

"Lalu bagaimana dengan Indonesia? harusnya pemerintah memperkuat riset halal science center dengan menggandeng kampus dan membuat science center sekala Internasioal," ujar Asep.

Untuk itu UAI menginisiasi terselenggaranya ISIE 2018 yang diharapkan dapat memberi masukan terhadap pemerintah terkait produk halal science center berskala dunia.

"Pada seminar Internasional ini, kami menghadirkan narasumber tidak hanya Indonesia tapi negara malaysia dan thailand, yang memiliki keunikan dan perbedaan terutama mengelola produk Halal dan ini menjadi masukan terhadap pemerintah Indonesia terhadap produk halal science center bersekala dunia," ujarnya.

Narasumber yang dihadirkan diantaranya Mr. Prof. Pakon Priakon, The Halal Center – Chulalongkorn University – Thailand, Prof. Dr. Irwandi Jaswir, (Dir. INHART IIUM - Malaysia) theme "Integration of Knowledge, Bio Ethics and Halal Industry", Hidayat Yorianta Sasaerila, Ph.D topic "Biotechnology in the 21st century: The role of Islamic Morality and Ethics to the Future of Mankind.", Kamaluddin Zarkasie, DVM., PhD.(Director of IPB-Shigeta Animal Pharmaceuticals Inc.) "Bioethics Problem on the Processing of Vaccine Production".

 

 Kepala Pusat Integrasi islam (PII)- Mata Kuliah Universitas (MKU) UAI Prof. Dr. Hj Nurhayati Djamas. M.A., M.Si mengatakan, Simposium Internasional "Epistemologi Islam dan Problem Etika dalam Pengembangan Serta Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan" merupakan salah satu kegiatan untuk merealisasikan misi PII MKU UAI. Melalui simposium ini diharapkan dapat memperkokoh komitmen di kalangan para sarjana muslim.

"Dalam mencari titik temu pesan wahyu dalam kitab suci dengan temuan saintifik ilmu pengetahuan modern," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement