Selasa 18 Sep 2018 18:15 WIB

Mahasiswa ITS Ciptakan Aplikasi Panduan P3K untuk Awam

Aplikasi ini akan diterapkan pada perangkat android dengan ukuran lima inchi.

Kotak P3K
Foto: flickr
Kotak P3K

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan oleh masyarakat awam sering tidak didukung adanya pengetahuan yang memadai. Berangkat dari masalah tersebut, mahasiswa Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Sarah Aghnia Husna merancang sebuah aplikasi seluler panduan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) untuk orang awam.

“Masyarakat sendiri sebenarnya sudah memiliki kesadaran pentingnya pengetahuan akan pertolongan pertama, namun media yang ada dirasa kurang memadai,” kata Sarah di Surabaya, Selasa (18/9).

Kekurangan tersebut, kata Sarah, terletak pada segi visualisasi, detail penyampaian instruksi, dan bahasa yang sulit dipahami oleh orang awam tentang petunjuk P3K yang ada selama ini. Aplikasi yang diberi nama Saraya dengan slogan You Can Help Now ini menawarkan konsep desain yang komunikatif dan familiar.

“Aplikasi ini ingin menyampaikan informasi secara cepat dengan jembatan visual dan mengangkat materi sehari-hari,” ujar mahasiswi asal Malang tersebut.

Sarah juga menekankan, konsep materi yang diusung yaitu do's and don'ts, sehingga memudahkan pengguna dalam menyerap informasi yang dipaparkan dalam aplikasi. Sarah mengungkapkan, aplikasi ini telah melakukan serangkaian riset untuk memenuhi kebutuhan pengguna yaitu studi eksisting, depth interview, kuisioner, expert review, dan user testing. Aplikasi mobile instruksi medis pertolongan pertama ini akan diterapkan pada perangkat android dengan ukuran lima inchi.

"Ilustrasi yang akan digunakan berupa gaya gambar komik menggunakan outline agar penyampaiannya ringan dan dengan konten teks yang singkat namun padat," kata Sarah.

Pemilihan warna pun tak luput dari pandangannya. Dalam penggunaan warna untuk konten ilustrasi, digunakan warna biru tua sebagai warna dasar, warna merah untuk menandakan materi yang bersifat larangan, dan warna kuning untuk tanda konten yang bersifat benar atau anjuran.

“Penggunaan satu warna sebagai warna dasar ilustrasi ditujukan agar pengguna fokus pada bentuk dan panduan yang diberikan sehingga memudahkan transfer informasi,” kata Sarah.

Sarah menjelaskan, penggunaan warna merah dan kuning sebagai penanda anjuran dan larangan dirasa dapat menonjol dan menarik perhatian pengguna. Menurut Sarah, konsep komunikatif dan familiar pada aplikasi Saraya ini telah berhasil dengan nilai rata-rata 4.1 dari 5 dengan standar deviasi 0.6. Bahkan, Sarah mengklaim, aplikasi Saraya sudah komunikatif (80,6 persen) dan familiar (82,6 persen) bagi orang awam, baik secara konten maupun media.

Sarah mengakui masih ada pengembangan-pengembangan yang harus dilakukan ke depan untuk membuat aplikasi ini semakin bermanfaat bagi masyarakat luas. Pengembangan aplikasi dapat dilakukan untuk mengikat pengguna dan memikat sponsor serta melakukan perancangan aplikasi sesuai jenjang pendidikan dan bertahap.

"Sehingga materi yang diberikan dapat menjadi sebuah kurikulum yang tersruktur. Terlebih lagi saya sangat terbuka dengan kerja sama dari berbagai pihak,” kata Sarah.

sumber : Dadang Kurnia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement