REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) menerima 5.615 mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019. Jumlah tersebut terbagi ke dalam 75 program studi (prodi) S1.
Wakil Rektor I Bidang Akademik, UB, Profesor Aulanni'am mengatakan, prodi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian UB menduduki posisi dua besar dengan jumlah peminat terbanyak di bidang saintek. Jumlah peminatnya sekitar 2.202 orang. Sementara di bidang Soshum terdapat prodi Ilmu Hukum.
"Ada di peringkat dua peminat terbanyak dengan jumlah 2.584 orang," kata Aulanni'am di Gedung Rektorat UB, Rabu (10/7).
Selain itu, tahun ini UB juga mencatatkan nilai rerata tertinggi. UB berhasil berada di peringkat sembilan pada kelompok soshum dengan angka 613,36. Sementara untuk mahasiswa bidik misi, UB telah menerima 827 mahasiswa melalui jalur SBMPTN.
Dengan jumlah bidik misi sebanyak 827 pada jalur SBMPTN, Aulani'am menilai UB telah memenuhi target. Apalagi, ia melanjutkan, terdapat 532 mahasiswa lainnya melalui jalur SNMPTN.
"Kita sudah memenuhi target bidik misi yang ditetapkan pemerintah sebanyak 10 persen dari jumlah kuota Maba yang diterima,” tambah dia.
Sebagai informasi, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) baru saja mengumumkan hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2019 pada Selasa (9/7/2019). Peserta yang mengikuti SBMPTN se-Indonesia sekitar 714.652 peserta. Dari total tersebut, UB dianggap memiliki jumlah peminat terbanyak dengan angka 55.871 pendaftar. "Disusul Universitas Padjadjaran," jelasnya.
UB sendiri menerima mahasiswa baru melalui tiga jalur yaitu, SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi mandiri. Kuota yang ditetapkan masing-masing antara lain 30 persen untuk jalur SNMPTN dan 40 persen untuk SBMPTN. Selanjutnya, 30 persen untuk seleksi mandiri.
Menurut Aulani'am, banyaknya jumlah peminat di UB karena dipengaruhi ketersediaan program studi (Prodi). UB telah menawarkan banyak prodi seperti teknik, pertanian, kedokteran dan agroekoteknologi. Apalagi 50 persen di antaranya telah terakreditasi A.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
