Selasa 14 Aug 2018 19:34 WIB

Pemerintah dan Akademisi Harus Bersinergi Ciptakan Inovasi

Perlu kerja sama yang lebih intensif lagi antara IPB dan Kementerian Pertanian.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
IPB
IPB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sinergitas antara pemerintah dan akademisi dalam hal penelitian mesti terus ditingkatkan. Karena sinergitas itu diyakini mampu menciptakan inovasi-inovasi baru dalam berbagai hal, salah satunya produk pertanian.

Seperti yang disampaikan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria. Dia berpendapat, Kementerian Pertanian sebagai lembaga pemerintah kerap dan selalu bersinergi dengan perguruan tinggi secara terbuka dalam soal inovasi penelitian.

"Terlebih aqaQselama ini secara khusus sivitas akademika IPB berperan sentral sebagai mitra sistem, mitra kerja dan mitra kritis pemerintah untuk membangun sektor pertanian yang lebih baik lagi ke depannya," kata Arif melalui pesan tertulis kepada Republika, Selasa (14/8).

(Baca: Kemenristekdikti Susun Aturan Swasta Aktif Lakukan Riset)

Untuk meningkatkan inovasi tersebut, Arif juga menilai perlu ada kerja sama yang lebih intensif lagi antara IPB dan Kementerian Pertanian. Keduanya harus duduk bersama untuk membangun agenda riset bersama.

Tujuannya, kata Arif, agar sinergi yang dilakukan antara kedua belah pihak jangan justru melakukan program kerja yang sama. Sehingga berdampak tidak efektif.

"Dengan saling berbagi tugas antara kedua institusi, seperti Kementerian Pertanian bertanggung jawab terhadap hal apa dan IPB melakukan program lainnya," jelas Arif.

Di sisi lain, dia juga mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebab terbukti mampu mendongkrak beberapa sektor komoditas untuk pertumbuhan ekonomi nasional selama memimpin institusinya.

Selain itu, sikap Andi Amran Sulaiman yang pekerja keras dan inovatif dengan ide-ide cemerlang patut dibanggakan sebab telah terbukti mencapai hasil kerja cukup baik.

“Paling penting, keberanian melawan mafia-mafia pangan yang itu merupakan bagian dari menciptakan sebuah iklim kondusif untuk sektor usaha maupun peningkatan kesejahteraan petani,” kata Arif.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sektor pertanian masa triwulan II 2018 mencapai hasil terbaik sebagai faktor penyebab pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, Andi Amran Sulaiman bersama jajaran di kementeriannya diketahui juga mampu meningkatkan beberapa komoditas pertanian seperti padi yang mencapai 81,16 juta ton atau meningkat 14,42 persen di tahun 2017 dibandingkan tahun 2014. Produksi jagung tahun 2017 juga meningkat 52,17 persen dari tahun 2014 menjadi 29,86 juta ton.

Sedangkan produksi bawang merah 1,47 juta ton atau naik 18,79 persen dari tahun 2014. Produksi cabai tahun 2017 meningkat menjadi 2,38 juta ton atau naik 27,09 persen dibandingkan tahun 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement