Rabu 06 Jun 2018 17:01 WIB

Kampus Terpapar Radikalisme, Orangtua Diimbau tak Khawatir

Orang tua harus turut mengawasi setiap perkembangan anaknya

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Radikalisme(ilustrasi)
Foto: punkway.net
Radikalisme(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir meminta orang tua tidak khawatir secara berlebihan terhadap anaknya yang kini menuntut ilmu di perguruan tinggi. Imbauan itu menyusul adanya kecemasan dari orangtua, setelah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merilis 7 kampus yang diduga terpapar radikalisme.

BNPT membeberkan bahwa kampus kenamaan seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Dipenogoro (Undip), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB) sudah disusupi paham radikal.

"Imbauan saya, orang tua jangan terlalu takut. Karena itu, orang tua harus hati-hati dan selalu memberikan nasihat pada anaknya," ungkap Nasir di Senayan Jakarta, Rabu (6/6).

Kendati begitu, dia pun tetap meminta agar orang tua turut mengawasi setiap perkembangan anaknya. Sebab, menurut dia, lingkungan, pergaulan, dan cara berpikir mahasiswa sudah semakin luas dan bebas.

"Saya minta tolong ajari bersama, karena di kampus itu sangat bebas sekali," ungkap Nasir.

Sementara itu dalam upaya menangkal radikalisme, selama ini Kementerian telah membentuk berbagai program dan sistem pembelajaran di perguruan tinggi. Misalnya, jelas Nasir, yaitu dengan memfasilitasi mahasiswa yang minat berwirausaha, digelarnya pekan mahasiswa hingga dibentuknya beragam kegiatan atau organisasi mahasiswa yang positif.

"Problemnya adalah, kalau mereka (yang terpapar) itu menyendiri bagaimana? Mahasiswa ada seribu apakah ikut kegiatan itu? Kan nggak. Maka itu harus kita atur dalam koridor yang benar," kata Nasir.

Untuk itu, Nasir meneruskan, konsep yang saat ini coba dia realisasikan adalah dengan membangun general education yaitu dengan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa akan pentingnya ilmu pengetahuan, mencakup masalah nasionalisme, budaya, dan lain sebagainya.

"Banyak yang harus kita siapkan, agar mahasiswa menguasai 4 literasi. Yakni literasi bahasa inggris, literasi data, literasi teknologi, literasi human atau kemanusiaan," jelas Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement