Selasa 01 May 2018 10:39 WIB

Unisba Gelar Pesantren Calon Sarjana

Pesantren calon sarjana rutin diikuti mahasiswa yang akan mengikuti sidang skripsi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Unisba
Unisba

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba), kembali menggelar Pesantren Calon Sarjana yang merupakan kegiatan rutin yang wajib diikuti oleh mahasiswa Unisba yang akan mengikuti sidang skripsi. Pesantren kali ini diikuti sekitar 1245 orang mahasiswa dari sepuluh fakultas yang ada di Unisba.

Ke-10 fakultas itu yakni Fakultas Syariah (Prodi Hukum Islam dan Prodi Hukum Ekonomi Islam), Dakwah (Komunikasi Penyiaran Islam), Tarbiyah dan Keguruan (Pendidikan Islam dan PAUD), Hukum, Psikologi, MIPA (Matematika, Statistika, Farmasi), Teknik (Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Industri, Teknik Pertambangan), Ekonomi dan Bisnis (Akuntansi, Ilmu Ekonomi, Manajemen), Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Kedokteran.

 

(Baca: Unisba Lantik Puluhan Pejabat Struktural)

Menurut Rektor Unisba, Edi Setiadi, pesantren sarjana ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada calon alumni agar siap terjun ke masyarakat. Kegiatan Pesantren ini berlangsung selama empat hari yakni, dua hari di kampus Tamansari, dua hari satu malam, dan menginap di kampus Ciburial.

"Narasumber dalam pesantren merupakan para pakar bidang ilmu agama dan dari berbagai disiplin ilmu lainnya," ujar Edi kepada wartawan, Selasa (1/5).

Edi menjelaskan, melalui pesantren sarjana ini Unisba senantiasa berupaya untuk menghasilkan lulusannya yang memiliki karakter 3M  yakni Mujahid, Mudtahid, Mujaddid. Selain memberikan mata kuliah Pendidikan Agama Islam selama 7 semester ditambah pesantren mahasiswa baru dan pesantren calon sarajana, maka akan menjadikan lulusan Unisba berbeda dari lulusan Perguruan Tinggi (PT) lain.

"Kalau masalah ilmu yang dimiliki alumni Unisba mungkin bisa saja sama dengan lulusan PT lain, tetapi masalah karakter dan perilaku, itu yang akan membedakannya," katanya.

Dalam pesantren calon sarjana kali ini menghadirkan salah seorang alumni Fikom Unisba, yakni Elba Damhuri. "Kang Elba ini, telah berhasil menjadi salah satu pimpinan di harian nasional ternama, Republika, yang akan mengisi materi dan berbagi pengalaman dalam pesantren ini," katanya.

Sementara menurut Elba Damhuri, Pimpinan Redaksi Republika Online yang juga merupakan salah satu lulusan Unisba, saat menjadi pembicara di Pesantren Calon Sarjana Unisba Gelombang III di Aula Utama Unisba, Senin (30/4), asumsi bahwa lulusan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tidak bisa bersaing di dunia kerja, salah besar. Kenyataannya, banyak lulusan dari PTS yang memiliki kemampuan melampaui lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Karena dalam dunia kerja, kredibilitas dan kapabilitas adalah hal yang utama.

Menurut Elba, saat ini ada sekitar 1,2 juta sarjana menganggur dan 70 persen di antaranya adalah Sarjana Sosial. Penyebab menganggurnya para sarjana tersebut, adalah karena mereka tidak mempunyai ambisi besar dan tidak memiliki sesuatu yang out of the box, serta tidak memiliki kredibilitas dan kapabilitas.

"Banyak sarjana yang melamar kerja menjadi wartawan, ketika saya wawancara mereka tidak bisa berbahasa Inggris, nah ini kurangnya kapabilitas," ujar Elba saat membawakan materi mengenai Peluang dan Tantangan di Dunia Kerja, dengan tema, Where Do I See myself in 5-10 Years? Far Away From Here.

Passion juga, kata dia, menjadi hal penting yang harus ada dalam mengambil keputusan sebuah pekerjaan. Karena jika kita bekerja tidak sesuai passion maka kita akan mudah bosan. Kita harus tahu terlebih dahulu apa passion kita sebelum memasuki dunia kerja, karena bisa jadi passion kita adalah kunci kesuksesan kita yang sebenarnya, katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement