Kamis 26 Apr 2018 23:41 WIB

Pacu Semangat Wirausaha, IPB Hadirkan 3 Pengusaha Muda

IPB sangat mendukung terciptanya iklim bisnis di kalangan civitas akademikanya.

IPB menggelar temu kewirausahaan.
Foto: Dok IPB
IPB menggelar temu kewirausahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan Insitut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan Lembaga Semi Otonom (LSO) Inkubator Bisnis Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB 2018 menyelenggarakan temu kewirausahaan dengan tema “Agrotechpreneurs IPB for Indonesia”. Kegiatan yang dihadiri oleh 50 orang peserta ini bertempat di Hall Gedung Technosnet Botani Square, Bogor, Jawa Barat, Jumat  (20/4).

Kegiatan ini menghadirkan para wirausahawan muda (mahasiswa maupun alumni) IPB yaitu Rini Kesenja (owner Ypurina Yoghurt), Ahmad Idris (pemilik Cokloveindo), dan Inna Dinovita (owner Sashe Mask).  Dengan adanya kegiatan  ini, diharapkan mampu membangkitkan semangat mahasiswa untuk berwirausaha.

Direktur Inovasi dan Kewirausahaan IPB, Dr Syarifah Iis Aisyah mengatakan IPB sangat mendukung terciptanya iklim bisnis di kalangan civitas akademikanya. Terdapat empat tahapan program kewirausahaan yaitu tahap internalisasi (pengenalan sejak tingkat satu di asrama), tahap pembentukan (melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Century), tahap pendampingan (Program Mahasiswa Wirausaha), dan tahap pengembangan (berbagai kompetisi bisnis dan magang di Sabisa Farm).

“Karyawan dengan kreativitas dan inovasi yang lebih tinggi akan cepat perkembangan kariernya. Maka, inovasi menjadi penting untuk ditingkatkan. Jangan jadi entrepreneur yang biasa-biasa saja, namun jadilah technopreneur yang bermanfaat bagi bangsa,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/4).

photo
Salah satu pengusaha muda yang tampil dalam acara temu kewirausahaan IPB.

Tiap pembicara yang hadir memiliki kisah masing-masing dalam awal berwirausaha. Sebelum memulai peruntungan di usaha yoghurt, Rini pernah bekerja di Seafast IPB selama kurang lebih enam tahun. Awalnya usaha ini dimulai dari iseng dengan melakukan percobaan sendiri di rumah.

Kemasan yang awalnya dalam cup lama kelamaan jadi dikemas botol. “Usaha tidak harus ada modal dulu. Coba saja jika memang sesuai dengan passion kita,” sebut Rini yang merupakan alumni IPB angkatan 32 ini.

Cerita menarik lainnya disampaikan oleh owner Sashe Mask, Inna. Alumni Teknologi Industri Pertanian IPB angkatan 49 ini, berkisah tentang perjuangan usahanya setahun terakhir ini hingga akhirnya berhasil mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti sebesar Rp 300 juta untuk pengembangan bisnis. “Jangan mengerjakan bisnis yang tidak sesuai passion dan tentunya tidak ada bisnis yang dimulai dengan kesempurnaan,” ujarnya.

 

Produk Sashe Mask saat ini tidak hanya masker buah dan sayur saja, namun juga semakin berkembang dengan adanya air mawar dan minyak zaitun untuk perawatan wajah.

Sedangkan perjalanan Chocovindo dimulai dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai oleh Kemenristekdikti. Saat ini telah ada tiga varian rasa yaitu Strawberry Juice, Original Taste, dan Green Tea. Hal yang unik dari Chocovindo adalah adanya kandungan daging dan tulang ikan lele dalam coklat.

“Pengolahan lele juga sangat diperhatikan agar tidak ada rasa amis dalam coklat. Penjualan coklat berbentuk hati ini telah mencapai 300 pieces per bulan. Rencananya dalam waktu dekat, kami akan melakukan pembinaan kepada masyarakat terkait budidaya lele agar produksi lele masyarakat dapat lebih meningkat. Berwirausaha sambil memberdayakan masyarakat adalah jalan yang sedang kami pilih,” kata Idris yang merupakan mahasiswa tingkat akhir dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement