Senin 16 Apr 2018 21:41 WIB

UGM Siap Terima Dosen Asing Asalkan...

UGM berharap dosen asing yang masuk ke universitasnya dalam jumlah terbatas.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Budi Raharjo
Panut Mulyono
Foto: ugm.ac.id
Panut Mulyono

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN -- Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono mengaku universitas yang dipimpinnya siap menerima dosen asingpasca diterbitkannya peraturan presiden (perpres) No 20 Tahun 2018 tentang penggunaan tenaga kerja asing (TKA). Dengan catatan, tenaga pendidik dari luar negeri ini hanya sebagai katalisator.

Menurut Panut, jika pemerintah tetap ingin rangking universitas-universitas di Indonesia naik, maka harus memenuhi indikatornya salah satunya mengenai kriteria peringkat dunia adalah banyaknya staf asing yang punya aktivitas di perguruan tinggi di Indonesia. Jadi, kata dia, UGM tidak alergi dan siap menerima tenaga pengajar dari luar negeri.

"Berapapun jumlah dosen dan profesor asing saya terima selama memberikan nuansa akademik yang lebih progresif. Tetapi mereka bukan aktor melainkan katalisator, kita yang jadi aktornya," katanya saat ditemui Republika di sela-sela pertemuan di Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), di Universitas Terbuka, di Tangerang Selatan, Banten, Senin (16/4).

Ia menambahkan, UGM berharap dosen asing yang masuk ke universitasnya dalam jumlah terbatas dan terkontrol. Kalau bisa, kata dia, jumlah dosen luar negeri yang masuk Indonesia komposisinya hanya dua sampai lima persen dan jangan sampai 25 persen dari total dosen. Dosen luar negeri ini diharapkan bisa membuat proposal penelitian dan kerja sama dengan pengajar UGM.

Kemudian diharapkan jaringan dosen asing di luar negeri yang luas bisa dimanfaatkan untuk pendanaan-pendanaan riset-riset UGM. "Artinya UGM melakukan penelitian dengan mengajukan dana dari jejaring mereka (dosen asing) untuk kemudian mengerjakan penelitian di sini," katanya.

Selin itu, kata dia, UGM juga berharap dosen luar negeri yang bekerja di Indonesia adalah orang-orang yang hebat. Sehingga mereka punya kenalan jurnal, redaktur atau pengelola jurnal di luar negeri yang mempunyai dampak signifikan. Dampaknya, kemungkinan diterimanya naskah jurnal atau penelitian dari UGM lebih tinggi.

Sebelumnya, Perpres No. 20 Tahun 2018 tentang penggunaan tenaga kerja asing (TKA), telah membuka ruang bagi dosen asing untuk bekerja di Indonesia. Tercatat hingga saat ini terdapat 30 orang asal luar negeri telah resmi mengajar.

Menurut data yang dilansir dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pemerintah telah menargetkan sebanyak 200 dosen untuk dipekerjakan di Indonesia. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir mengatakan, dosen yang akan didatangkan dari luar negeri tidak sembarangan. Mereka merupakan dosen yang paham dan ahli di sejumlah bidang seperti ilmu alam, mesin, teknologi, atau matematika.

Saat ini sudah ada sejumlah pengajar yang berminat masuk ke Indonesia seperti dari Australia, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika. Selama ini sudah banyak dosen dari luar negeri yang mengajar di Indonesia.

"Mayoritas dosen tersebut berasal dari Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Akan tetapi, status mereka sebagai dosen tamu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement