Selasa 27 Mar 2018 09:03 WIB

UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Motivasi Menulis

Bakat menulis harus diasah, harus dipraktikkan.

Dekan FAH  UIN Ar-Raniry, Syarifuddin berfoto bersama pemateri di sela-sela penyerahan cinderamata.
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Dekan FAH UIN Ar-Raniry, Syarifuddin berfoto bersama pemateri di sela-sela penyerahan cinderamata.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sejumlah mahasiswa Prodi S1 Ilmu Perpustakaan yang tergabung dalam TEAMWORK menggelar Seminar Motivasi Menulis. Seminar  yang mengusung tema ‘Satu goresan pena membuka cakrawala dunia” itu diadakan  di Aula Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Senin (26/3).

Seminar yang dipandu oleh Sri Wahyuni MIP itu mengundang dua narasumber. Keduanya adalah Siti Aminah (alumni S1 Ilmu Perpustakaan dan penulis novel) dan Yusrawati selaku pustakawan berprestasi tingkat nasional tahun 2016.

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Syarifuddin, MA, PhD dalam sambutannya mengatakan bahwa sebuah kata dan kalimat dikeluarkan oleh seseorang merupakan sebuah kekuatan.

“Kata-kata adalah sebuah kekuatan. Kekuatan kata-kata bisa menjadi energi dan malapetaka. Seperti halnya kekuatan kata-kata dalam novel yang mampu mengerakkan para pembaca untuk termotivasi dan berkarya,” kata Syarifuddin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (26/3).

Sebelumnya, Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Aceh, Didi Setiadi SSos juga berpesan bahwa salah satu syarat mutlak untuk menulis adalah membaca. Karena sejatinya, kata Didi, bakat-bakat penulis itu tidak lahir begitu saja.

“Bakat menulis harus diasah, harus dipraktikkan. Karena bakat itu tidak lahir begitu saja. Harus sering membaca kemudian mendiskusikan apa yang dia tulis,” kata Didi.

Dalam kesempatan tersebut, Siti Aminah yang tampil pada sesi pertama berbagi pengalaman bagaimana menjadi seorang pustakawan yang kreatif melalui menulis.

Menurutnya, keinginan menulis berdasarkan kemauan, pengalaman dan kesempatan. Satu goresan seseorang  dapat menyentuh orang lain dalam artian memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain apapun dapat ditulis.

“Untuk menjadi sukses itu butuh proses, tidak secara instan. Ketika kita tidak dihargai, maka salah satunya agar orang mengetahui siapa kita adalah menulis. Menulislah sehingga orang mengenal kita,”,kata Siti Aminah yang merupakan kandidat magister Ilmu perpustakaan di CCNU China.

Sementara, narasumber lainnya, Yusrawati mengajak para pustakawan untuk tidak hanya berpikir sebagai profesi menjaga buku, karena sejatinya pustakawan harus melakukan pengembangan diri salah satunya dengan menulis.

Menulis merupakan salah satu langkah  menunjang angka kredit dan promosi perpustakaan. “Selain itu sebagai calon pustakawan masa depan harus mampu menulis karya ilmiah untuk menunjang kegiatan akademik,” ujar Yusrawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement