Selasa 13 Mar 2018 18:20 WIB

UII Terima Kunjungan Perwakilan Muslim Australia

Kunjungan dilakukan untuk saling bertukar pikiran tentang pemahaman Islam.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Universitas Islam Indonesia
Foto: ahsanology.com
Universitas Islam Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Komunitas Sahabat Australia menerima kunjungan perwakilan warga Muslim Austrlia. Kunjungan dilakukan untuk saling bertukar pikiran tentang pemahaman Islam.

Dalam kunjungan kali ini, delegasi Australia dipimpin Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, Chris Barnes. Mereka diterima Wakil Rektor UII, Ilya Fajar Maharika, di Gedung Mohammad Hatta Perpustakaan UII.

Kedatangan Chris Barnes ke UII mendapat sambutan hangat dari Rektor UII, Nandang Sutrisna, yang pernah pula mengenyam pendidikan jenjang doktor di salah satu perguruan tinggi di Austrlia. Secara khusus, Nandang Sutrisna melakukan diskusi dengan Chris Barnes.

Pertemuan itu turut dihadiri perwakilan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Sulis Indarto dan Fauzia Mayangsari. Selain itu, hadir pula peserta-peserta Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (MEP).

Sambutan dilakukan pula Direktur Pemasaran, Kerja Sama dan Alumni, Hangga Fathana, Kepala Divisi Kerja Sama Sigit Pamungkas, Kepala Program Studi Hubungan Internasional Irawan Jati dan komunitas Sahabat Australia.

Disampaikan Ilya Fadjar Mahardika, Indonesia khususnya UII saat ini belum menjadi pusat pengakuan dunia mengenai Islam seperti di Timur Tengah. Hal ini menjadi perhatian UII untuk menjadikan Indonesia sebagai alternatif lain mempelajari Islam.

Komunitas Muslim di Indonesia sendiri tidak tunggal, bahkan menjadi mayoritas yang turut mengayomi etnis, suku bahkan latar belakang yang berbeda. Ilya berharap, Indonesia dapat menjadi alternatif pusat pembelajaran Islam tentang Muslim hidup di ranah internasional.

"Dengan perspektif pendidikan, UII dapat menjadi pembelajaran alternatif bagaimana kami mengatur kepercayaan dan ilmu pengetahuan dalam satu waktu, dan kami berharap dengan forum ini dapat bertukar pikiran antar institusi khususnya mahasiswa," kata Ilya.

Sedangkan, Chris Barnes berpendapat, UII memiliki pergerakan bagus khususnya di Aussie Banget Corner. Barens turut memberikan apresiasinya terhadap ide-ide yang dikeluarkan UII dalam pengembangan yang terjadi.

"UII mempunyai ide yang bagus dalam mengembangkan Aussie Banget Corner yang kemudian akan coba kami terapkan di regional lainnya seperti Jawa Timur," ujar Barnes.

Australia, lanjut Barnes, menjadi salah satu tujuan pendidikan terbesar bagi pelajar Indonesia hingga 9.000 setiap tahun. Menurut Barnes, ini bukan hanya karena Australian merupakan World Class University, biaya hidup urah atau kesamaan zona waktu.

"Tapi juga tentang lingkungan multikultural yang ada di Australia sangat menerima bagi pelajar internasional, dan mudah-mudahan hal tersebut juga dapat didiskusikan dalam forum ini, khususnya spesifik mengenai pemahaman Islam," kata Barnes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement