Rabu 22 Nov 2017 06:54 WIB

Menteri Basuki Beri Wejangan ke Calon Wisudawan UGM

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri pembekalan wisuda program sarjana dan diploma Universitas Gadjah Mada periode 1 tahun akademik 2017/2018. Ia meminta, calon wisudawan memperkuat kompetensi dan keahlian yang dimiliki agar dapat bersaing di dunia kerja. "Wisuda bukan akhir, tapi awal bagi anda untuk meningkatkan kapasitas diri, memperkuat kompetensi agar bisa bersaing, sekecil apapun kompetensi yang kita miliki pasti akan dicari," kata Basuki di Grha Sabra Pramana, Selasa (21/11).

Ia menekankan pentingnya memegang teguh dan menunjang integritas dalam bekerja. Selain itu, Basuki berharap sikap profesional, inovatif dan kreatif calon wisudawan dapat terus dikembangkan.

Basuki sempat membeberkan percepatan pembangunan infrastruktur demi mendorong pertumbuhan perekonomian dan mengurangi kesenjangan. Lima sektor prioritas yaitu transportasi, perumahan dan permukiman, ketahanan pangan dan air, eneri dan telekomunikasi. "Program percepatan pembangunan infrastruktur terus diupayakan untuk mewujudkan pemerataan dan keadilan," ujar alumnus Fakultas Teknik UGM tersebut.

Selain itu, ia menyebutkan, pembangunan infrastruktur harus dilakukan agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain. Karenanya, percepatan pembangunan infrastruktur begitu penting untuk mengejar ketertinggalan.

Saat ini, untuk percepatan pembangunan pemerintah mengejar pembangunan tol sepanjang 1.800 kilometer sampai 2019. Ada pula pembangunan sekitar 65 waduk yang ada di berbagai daerah di Indonesia. "Kita juga membuat terobosan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dengan menitikberatkan pada kepemimpinan dan sumber daya manusia," kata Basuki.

Ia menegaskan, Indonesia tidak akan bisa bersaing dengan negara-negara seperti Cina, Malaysia dan Korea selama infrastrukturnya tertinggal. Apalagi, Indonesia saat ini sudah disalip Vietnam karena infrastruktur yang tidak layak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement