Rabu 13 Sep 2017 21:39 WIB

Gubernur Jambi Zumi Zola Hadir di Wisuda IPB

IPB menggelar wisuda tahap pertama tahun akademik 2017/2018, Rabu (13/9).
Foto: Dok IPB
IPB menggelar wisuda tahap pertama tahun akademik 2017/2018, Rabu (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mewisuda lulusan terbaiknya dalam sidang terbuka dengan acara tunggal Wisuda dan Penyerahan Ijazah Tahap I Tahun Akademik 2017/2018, Rabu (13/9). Acara tersebut digelar di Grha Widya Wisuda (GWW) kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

Pada wisuda tahap ini IPB menyerahkan ijazah kepada 750 orang lulusan. Mereka  terdiri dari 13 lulusan bergelar Doktor, 81 lulusan bergelar Magister Sains, 15 lulusan bergelar Magister Manajemen, 3 lulusan bergelar Magister Profesional, 13 lulusan bergelar Dokter Hewan, dan 622 lulusan bergelar Sarjana.

 

Wisuda dibuka langsung dan dipimpin oleh Rektor IPB, Prof Dr  Herry Suhardiyanto. Atas nama seluruh sivitas akademika IPB, rektor menyampaikan selamat kepada para lulusan atas keberhasilan menyelesaikan pendidikan.

Rektor mengatakan pada sidang terbuka Dies Natalis ke-54 IPB belum lama ini, Presiden RI Joko Widodo dalam orasinya menyampaikan pesan bagi IPB agar semakin berperan nyata dalam pembangunan pertanian dan masa depan bangsa Indonesia. Juga,  mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera, serta memperkuat sektor pertanian nasional.

“Atas nama negara, presiden memberikan penugasan kepada IPB untuk memainkan tiga peran besar, yakni berkontribusi aktif dalam berbagai upaya untuk memperkokoh ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia; menghasilkan inovasi di bidang pertanian; dan menyelenggarakan program akademik yang relevan termasuk mengembangkan program studi baru yang mampu menjawab tantangan zaman dan perubahan yang berlangsung dengan cepat,” kata rector dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/9).

 Rektor menambahkan, selain itu, IPB juga ditugaskan untuk mengembangkan gagasan konsolidasi usaha pertanian agar mencapai skala ekonomi yang tinggi kelayakannya dan menerapkan model agribisnis dan agroindustri secara komprehensif. “Dengan demikian, para petani, peternak dan nelayan dapat menikmati nilai tambah yang menarik melalui integrasi hulu hilir termasuk meningkatkan efisiensi logistik nasional di bidang pangan, pertanian, dan maritim,” papar rektor.

Rektor menegaskan beberapa inovasi hasil riset IPB yang diharapkan dapat mendukung peningkatan peran IPB dalam pengarusutamaan pertanian. Inovasi-inovasi tersebut di antaranya adalah LAPAN IPB Satellite, merupakan teknologi satelit yang digunakan untuk mengetahui luas areal sawah dan luas panenan; padi varietas IPB3S yang merupakan hasil pemuliaan tanaman padi yang hasil panenan dengan produktivitas lebih tinggi; dan metode Budidaya Jenuh Air untuk meningkatkan produksi kedelai nasional.

Selain itu, Transporter Tandan Buah Segar Fastrex sebagai alat angkut tandan buah segar kelapa sawit; Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) sebagai model sekolah lapangan yang memberikan penyuluhan kepada peternak; dan Sea Farming sebagai metode yang sangat prospektif dalam meningkatkan kapasitas produksi perikanan.

Pada usianya yang ke-54 ini, terang rektor, IPB telah mengukir berbagai prestasi membanggakan. Awal tahun 2017, lembaga pemeringkatan internasional QS mengumumkan bahwa IPB menjadi salah satu dari 100 Perguruan Tinggi terbaik di dunia versi QS World University Ranking by Subject yaitu Agriculture and Forestry.

Pada tanggal 17 Agustus 2017, IPB mencapai peringkat ke-3 setelah UGM dan ITB dalam klusterisasi perguruan tinggi negeri (PTN) Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI. 

Belum lama ini, IPB mendapat Anugerah Widyapadhi peringkat 1 nasional dari Kemenristekdikti RI sebagai penghargaan atas upaya IPB dalam mengembangkan inovasi dan komersialisasi inovasi, yang diberikan juga kepada ITB di peringkat 2 dan UGM di peringkat 3.

 

IPB dalam 10  tahun berturut-turut (2008 – 2017), menjadi kontributor terbesar inovasi dalam Daftar Inovasi Paling Prospektif Indonesia yang diterbitkan oleh Business Innovation Center (BIC) Indonesia bekerja sama dengan Kemenristekdikti RI / Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yaitu 407 inovasi atau 38,9 persen dari total 1.045 inovasi Indonesia.

Berbagai inovasi IPB tersebut telah berhasil dikawal untuk memasuki tahapan komersialisasi, baik melalui PT BLST sebagai holding company milik IPB maupun kerja sama dengan perusahaan lainnya. Baru-baru ini PT BLST mendapat penghargaan Intellectual Property Enterprise Thropy dari World Intellectual Property Organisation.

“Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih atas kehadiran Gubernur Provinsi Jambi Bapak H. Zumi Zola, alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Kedatangan beliau menambah rasa bangga kita terhadap almamater tercinta dan membuktikan bahwa lulusan IPB dapat berkontribusi melalui jalur apa pun untuk turut serta dalam membangun Indonesia menuju persaingan global,” ujarnya.

 

Selanjutnya, rektor sangat mengharapkan agar alumni IPB dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kerja sama yang telah ada untuk kemajuan almamater. Untuk diketahui bahwa sampai dengan wisuda pada tahap ini, IPB telah memiliki 146.150 orang alumni. “Kepada seluruh lulusan saya berharap dapat segera bergabung dengan Himpunan Alumni IPB, agar dapat semakin kuat dan kompak dengan semangat Satu Hati Satu IPB,” kata rektor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement