Senin 11 Sep 2017 16:27 WIB

Pesan Presiden Jokowi untuk Universitas Padjadjaran

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Orasi Ilmiah Presiden RI Joko Widodo pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Orasi Ilmiah Presiden RI Joko Widodo pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), memberikan orasi ilmiah dalam puncak perayaan Dies Natalis ke 60 Unpad di Graha Sanusi Hardjadinata, Senin (11/9).

Dalam orasinya, Jokowi mengatakan, perubahan dunia saat ini sangat cepat. Jadi, siapa yang bisa mengantisipasi dan menyiapkan perubahan maka itu yang paling siap.

"Perguruan tinggi atau universitas, harus bisa mengantisipasi. Perubahan sangat cepat. Karena mungkin Internet kita baru belajar, sekarang muncul mobile internet," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, perubahan seperti ini, yang harus diantisipasi agar kita bisa bersaing dan berkompetisi dengan negara lain. Karena saat ini, negara maju mulai mengeluarkan mobil fantastik masa depan yakni mobil listrik. Bahkan, mulai mengelola ruang angkasa. "Sistem pembayaran juga berubah sangat cepatnya. Nanti semua bayar pakai kartu kredit," katanya.

Menurut Jokowi, nantinya dengan gawai smart phonebisa beli apa pun. Ini, perubahan teknologi yang sangat cepat. Bahkan, membeli satai sekarang tak harus ke tukang sate. Cukup dengan Go food, setengah jam sate bisa datang. 

"Ini perubahan-perubahan yang harus diantisipasi. Karena perubahan ini, land scape global pun pasti akan berubah. Ini sering dibicarakan semua kepala negara dalam setiap pertemuan," kata Jokowi seraya mengatakan perubahan ini akan berpengaruh secara nasional dan daerah. 

Jokowi ingin, perguruan tinggi terutama Unpad ikut mengantisipasi perubahan yang sangat cepat ini. Karena, di salah satu negara Mal dan toko sudah 30 persennya ditutup dengan adanya online shopping. "Artinya, kan ada berapa tenaga kerja yang mengaggur. Mereka, tak membeli ke toko karena on line ini lebih murah dan cepat," katanya.

Jokowi pun menyoroti antisipasi, tentang fakultas yang ada di perguruan tinggi di Indonesia yang setiap tahun tak berubah. Misalnya, di Fakultas Enokomi jurusannya masih sama. Yakni, Fakultas Ekonomi pembangunan, akuntansi dan lainnya.

"Di Unpad seperti itu tidak? Kenapa tak berubah? Kenapa tak membuka jurusan Ritel manajamen, online store atau yang lain ini harus berubah. Kenapa tidak? Kalau tidak, nanti kalah negara kita dengan yang lain," katanya.

Begitu juga, kata Jokowi, jurusan yang berkaitan dengan Fakultas Ilmu sosial politik. Biasanya, ada jurusan Hubungan Internasional (HI) pasti ada, Sosiologi dan Administrasi Negara.  "Di semua negara ada. Kenapa tak ada fakultas yang berkaitan dengan sosial politik sekarang interaksi dengan Sosmed," katanya. 

Generasi milenial, kata dia, nantinya akan men-drive perubahan itu. Mereka lah, yang akan mempengaruhi politik dan ekonomi. "Semua negara sudah mulai membicarakan itu. Jadi, ada masa transisi," katanya.

Saat ini, kata dia, Media sosial di Indonesia pun kondisinya tak bisa dikendalikan. Bahkan, semuanya terbuka di Medsos menyampaikan  apa adanya. "Yang jelek-jelek harus di antisipasi, fitnah, berita bohong ini harus diarahkan. Karena, media mainstraim bisa dikendalikan. Medsos tak bisa dikendalikan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement