Senin 11 Sep 2017 16:10 WIB

Unpad Punya Fakultas Medsos Jurusan Meme Mengapa tidak?

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama para guru besar saat hadir pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama para guru besar saat hadir pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fakultas yang ada di perguruan tinggi di Indonesia, cenderung sama. Untuk itu, Unpad diharapkan bisa mulai membuka jurusan berbagai hal yang berkaitan dengan media sosial (medsos).

Demikian disampaikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan orasi ilmiah dalam puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad, di Graha Sanusi Hardjadinata, Senin (11/9). "Unpad punya Fakultas Medsos jurusan meme, jurusan animasi, kenapa tidak? Karena itu yang nanti dihadapi. Boleh jadi kita sekarang tertawa, tapi ke depan bisa jadi itu (yang dibutuhkan, red)," kata Presiden.

Menurut Jokowi, nantinya generasi Y yang akan mempengaruhi interaksi sosial. Di sisi lain, pembangunan di Indonesia pun harus mengantasipasi perubahan karena dunia berubah cepat.

"Inovasi-inovasi, bukan hanya perubahan paksa. Sekarang kita tak hanya dalam masa transisi di kota, tapi berkembang ke seluruh desa," katanya.

Bahkan, kata dia, ada 144 juta pengguna internet di Indonesia. Saat ini, Indonesia termasuk tiga besar. Masyarakat mulai melek teknologi sehingga harus ada intervensi agar penggunaannya benar-benar positif. Karena, dampak teknologi tak hanya positif, tapi nanti ada dampak negatifnya juga.

"Nantinya, ekonomi, politik  hukum budaya, tatanan budaya juga berubah. Pergaulan sosial juga berubah. Generasi Y, lebih informal dan mandiri," katanya.

Menurut Jokowi, nantinya anak-anak muda akan kesana semuanya (menggunakan teknologi,red). Selain itu, teknologi informasi nantinya akan terjadi informasi yang melimpah. Sehingga, kita tak bisa memikirkan lagi informasi tersebut benar atau tidak. 

"Masyarakat pun mulai, emosional. Padahal belum tentu informasinya benar. Masyarakat mudah tertipu oleh berita bohong atau hoax," katanya. 

Jokowi berharap, universitas sebagai penjaga terdepan bisa ikut mengantisipasi terkait hoax ini. Saat ini pun, perilaku pemilih sudah berubah. Media konvensional, kalah cepat dengan dunia maya. Suasana politik, akan cepat sekali berubah. 

"Perilaku parpol, pejabat publik juga berubah. Hukum, regulasi harus siap dan undang-undang harus siap," katanya.

Sekarang ini, kata dia, ada bentuk-bentuk kejahatan yang aturannya tak diketahui. Ini, menjadi tugas fakultas hukum dan praktik bisnis karena membutuhkan regulasi baru

"Saya sudah mengeluarkan Perpres tentang pendidkan karakter. Ini penting untuk membentengi anak-anak kita berkaitan dengan kejujuran, integritas, dan persatuan,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement