Rabu 25 Jan 2017 19:05 WIB

Begini Skema Seleksi Masuk Perguruan Negeri Tinggi Tahun Ini

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mengerjakan soal ujian tertulis di SMK Negeri 5 Jakarta, Selasa (12/6).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mengerjakan soal ujian tertulis di SMK Negeri 5 Jakarta, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rangkaian seleksi penerimaan mahasiswa baru program sarjana di seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) telah dimulai. Sama seperti sebelumnya, tahun ini pola penerimaan mahasiswa baru diatur dalam tiga jalur, yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), serta Seleksi Mandiri yang diatur oleh masing-masing PTN.

“Tahun ini persentase kuota yang disediakan semua PTN di Yogyakarta sama, yaitu 30 persen untuk SNMPTN, 40 persen untuk SBMPTN, serta 30 persen untuk seleksi mandiri,” ujar Direktur Direktorat  Pendidikan dan Pengajaran UGM, Sri Peni Wastutiningsih saat memberikan sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN kepada perwakilan SMA/SMK/MA se-DIY, Rabu (25/1).

Dari ketiga jalur seleksi tersebut, SNMPTN menjadi jalur seleksi yang diselenggarakan paling awal. SNMPTN sendiri merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan rapor semester satu sampai lima.

Sementara itu, di Yogyakarta sendiri hanya ada empat PTN yang akan menyelenggarakan SNMPTN dan SBMPTN. Antara lain Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, serta Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran.

Adapun rangkaian kegiatan SNMPTN tahun ini telah dimulai pada tanggal 14 Januari dengan pengisian dan verivikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Sedangkan pendaftaran baru berlangsung pada tanggal 21 Februari hingga 6 Maret 2017.

Peni menjelaskan, jika dibandingkan dengan tahun lalu, perbedaan dalam sistem seleksi saat ini terletak pada pengisian PDSS. Di mana sekolah yang belum mengisi salah satu lembar PDSS dengan lengkap tidak dapat melanjutkan ke halaman selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya kesalahan, karena siswa tidak dapat melakukan verifikasi jika data sekolah di PDSS belum tervalidasi.

Terkait pengisian PDSS ini, Peni berharap setiap sekolah, termasuk sekolah yang belum memiliki akreditasi A, B, atau C dapat melakukan pengisian data agar siswa mereka memiliki kesempatan untuk mendaftar di PTN. Meskipun peluang diterima hanya sebesar lima persen.

Sedangkan untuk proses pelaksanaan SNMPTN, biaya pelaksanaan akan ditanggung oleh pemerintah. Sehingga peserta tidak dipungut biaya seleksi. Peserta SNMPTN dari keluarga kurang mampu secara ekonomi dan dinyatakan diterima di PTN juga berpeluang mendapatkan bantuan biaya pendidikan selama masa studi melalui Program Beasiswa Bidikmisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement