Senin 02 May 2016 10:23 WIB

Menristekdikti Serukan Reformasi Pendidikan Tinggi

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyerukan reformasi pendidikan tinggi pada pelaksanaan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

"Reformasi pendidikan tinggi merupakan suatu keniscayaan pada saat ini, ketika kita menghadapi beragam tantangan luar biasa dalam skala lokal, nasional maupun global," ujar Menristekdikti saat memberikan sambutan dalam memperingati Hardiknas di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (2/5).

(Baca juga: Mendikbud Tekankan Pentingnya Peningkatan Kualitas Manusia)

Menristekdikti mengatakan melalui pendidikan tinggi, pemerintah mempersiapkan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang akan bersaing dalam pasar kerja nasional maupun internasional, serta akan memenuhi beragam tempat kerja.

"Bagaimana mungkin lulusan kita akan memiliki kompetensi untuk bekerja di dunia abad 21, jika penyelenggaraan pendidikan tinggi kita masih sama seperti abad 19? Juga, kehadiran teknologi informasi komunikasi dan jaringan, serta masyarakat ekonomi berbasis pengetahuan menyebabkan perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan tinggi tidak dapat ditawar lagi," kata dia.

Menristekdikti mengatakan ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan dalam mereformasi penyelenggaraan pendidikan tinggi mulai dari deregulasi, penyediaan pendidikan yang fleksibel dan berorientasi pada siswa serta pangsa pasar, perubahan kurikulum, penyediaan dosen, guru besar, dan tenaga kependidikan yang profesional.

Tak hanya itu, pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, model bisnis pendidikan yang baru, orientasi pada keterampilan yang teruji dan berdaya saing, pengembangan bidang ilmu strategis, revitalisasi kelembagaan, kemampuan pendidikan tinggi untuk menghasilkan riset dan inovasi yang kompetitif.

"Untuk itu, ayo kita kerja bersama-sama," kata dia.

Menristekdikti mengajak segenap insan pendidikan fokus dalam reformasi pendidikan tinggi dengan cara-cara inovatif untuk menghasilkan beragam inovasi yang berdaya saing.

"Sudah banyak ragam inovasi yang kita hasilkan dan kita banggakan. Pada tahun 2015 menurut World Economic Forum, indeks inovasi Indonesia mencapai 4,6 atau peringkat 30 dunia, sedangkan indeks inovasi pendidikan tinggi adalah 4,0 atau peringkat 60 dunia. Kita masih perlu bekerja secara inovatif, sehingga bisa meningkatkan peringkat indeks inovasi pendidikan tinggi Indonesia di peringkat 56 pada tahun 2020," jelas Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement