Ahad 18 May 2014 19:08 WIB

Ini Dia Dampak Jika Anggaran Riset dari APBN Minim

Rep: c57/ Red: Maman Sudiaman
Riset di Laboratorium (ilustrasi)
Riset di Laboratorium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ini peringatan bagi pemerintah. Anggaran Riset (Research and Development/ R & D) dalam struktur Anggaran Pemasukan dan Belanja Negara (APBN) dinilai masih sangat minim. Pakar fisika Universitas Indonesia (UI), Dr Muhammad Hikam, menyatakan pemimpin Indonesia mendatang harus berani meningkatkan anggaran riset dalam struktur APBN.

"Porsi anggaran "Research and Development" (R & D) dalam APBN masih sangat minim, bahkan kurang dari satu persen. Akibatnya, dalam jangka pendek, ide-ide inovatif bangsa Indonesia dalam mengembangkan sains-teknologi sangat kurang," tutur mantan Kepala Program Vokasi UI itu saat dihubungi Republika, Ahad (18/5).

Sedangkan dampak jangka panjang, ujarnya, Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas Indonesia dalam bidang sains teknologi akan berkurang. Akibatnya, daya saing putra - putri terbaik bangsa di tatanan dunia menjadi tertinggal dan sangat rendah dibandingkan negara-negara lain.

Jadi, ujarnya, pemerintahan mendatang harus menetapkan peningkatan anggaran R & D secara bertahap; misalnya dua persen untuk tahun 2015, lalu tahun 2020 menjadi 5%, dan terus meningkat menjadi 10% pada tahun 2025 dan seterusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement