Jumat 07 Feb 2014 23:45 WIB

Pemkab MTB Biayai 58 Mahasiswa Kuliah Kedokteran

Universitas Indonesia
Foto: Republika/Aditya
Universitas Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara Barat (MTB) dalam lima tahun terakhir membiayai 58 orang dengan predikat terbaik untuk menempuh pendidikan tinggi kedokteran pada sejumlah universitas terkemuka.

"Dalam kurun lima tahun terakhir sudah 58 orang lulusan SMA dengan predikat terbaik yang dibiayai Pemkab untuk melanjutkan pendidikan kedokteran di sejumlah universitas di Tanah Air," kata Bupati MTB Bitzael Silvester Temmar, di Ambon, Jumat.

Mereka umumnya melanjutkan pendidikan kedokteran dengan biaya Pemkab MTB pada Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM) serta Universitas Hasanuddin Makassar.

Menurut Bupati yang akrab disapa Bitto, sebanyak 15 hingga 20 orang yang disekolahkan mengikuti pendidikan kedokteran angkatan pertama dan kedua telah menyelesaikan pendidikannya dan kembali ke daerah untuk menerapkan ilmu yang diperoleh guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

"Tahun ini, sedikitnya 10-15 orang juga menyelesaikan pendidikan kedokteran dan pulang ke MTB untuk mengabdikan dirinya sebagai dokter," katanya.

Pemkab MTB tahun 2014 juga memberikan beasiswa kepada tiga orang siswa lulusan terbaik untuk mengikuti pendidikan kedokteran.

Pemkab MTB, ungkap Bitto, tahun 2014 juga membiayai pendidikan lanjutan kepada empat hingga lima orang dokter untuk mengikuti pendidikan spesialis.

Dia mengatakan, program beasiswa kedokteran yang dikhususkan bagi putra-putri terbaik MTB tersebut, mengingat selama ini jumlah tenaga dokter yang bersedia mengabdi di MTB sangat minim.

"Kebanyakan adalah dokter pembantu tidak tetap (PTT), selesai bertugas satu hingga dua tahun, mereka pulang dan tidak bersedia untuk ditempatkan dan bertugas di MTB dengan alasan, daerah tugasnya jauh dari Ambon sebagai ibu kota Provinsi Maluku, di samping keterbatasan sarana dan prasarana transportasi," katanya.

Pemkab MTB juga memberikan tunjangan serta fasilitas perumahan dan transportasi kepada para dokter yang mengabdi di rumah sakit, puskesmas maupun puskesmas pembantu (pustu), sehingga mereka betah melayani pelayanan kesehatan masyarakat.

Menyangkut jumlah dokter di kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga Australia tersebut, Bitto mengatakan, saat ini ada 30 orang yang sebagian besar adalah dokter umum yang bertugas di puskesmas dan pustu, dengan rasio satu dokter menangani satu puskesmas atau pustu.

"Jika semua mahasiswa menyelesaikan pendidikannya dan kembali mengabdi di daerah, jumlah dokter di MTB hingga tahun 2015-2016 sebanyak 80 orang," ujarnya.

Dengan jumlah dokter sebanyak itu, pelayanan kesehatan masyarakat pada 24 puskesmas, 20-an pustu serta tiga rumah sakit sudah dapat berjalan optimal.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement