Sabtu 24 Aug 2013 16:11 WIB

UIN Sunan Kalijaga Bertekad Jadi Kampus Bebas Korupsi

Rep: Heri Purwata/ Red: Djibril Muhammad
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Foto: uin-suka.ac.id
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta bertekad untuk menjadikan kampus bebas korupsi. Menyusul adanya Rektor Perguruan Tinggi yang ditangkap karena korupsi.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof Dr H Musa Asy’arie mengatakan hal itu seusai mewisuda 1.468 sarjana di Kampus setempat, Sabtu (24/8). Sampai dengan wisuda kali ini, alumni UIN Sunan Kalijaga berjumlah 41.590. Sebanyak 362 bergelar Doktor dan 2.590 bergelar Magister.

Dijelaskan Musa, upaya yang dilakukan UIN Suka untuk menanggulangi korupsi dengan menerapkan Zona Integritas (ZI) menuju wilayah bebas dari korupsi (WBK).

Pembangunan ini dimulai April 2013 yaitu melakukan sosialisasi pembangunan Zona Integritas menuju kampus bebas dari korupsi. Dalam sosialisasi ini menghadirkan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama RI yang juga mantan ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Dr Moch Jasin.

Lebih lanjut Musa Asy’arie mengatakan, ZI adalah predikat yang diberikan kepada lembaga yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan wilayah bebas korupsi, wilayah birokrasi bersih dan melayani melalui upaya-upaya pencegahan korupsi.

Selain itu, juga melakukan reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. UIN Sunan Kalijaga, kata Musa, sudah melalui tiga tahapan dalam pembangunan ZI seperti yang ditetapkan pemerintah pusat.

Yaitu, 1) Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas; 2) Pencanangan dan Pembangunan Zona Integritas; dan 3) Penetapan Unit Kerja berintegritas menuju wilayah Bersih dan Melayani. 

Untuk tahap ketiga, UIN Sunan Kalijaga telah melakukan audit internal secara berkala. Selain itu, juga melakukan reformasi birokrasi berdasarkan peraturan Menteri Agama Nomor 26 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Sunan Kalijaga yang baru, serta telah mengupayakan peningkatan pelayanan pendidikan.

Upaya peningkatan pelayanan pendidikan, kata Musa Asy’arie, dilakukan dengan semakin memaksimalkan pemenfaatan teknologi informasi. Di antaranya, pendaftaran mahasiswa baru, pengisian KRS, pelayanan KKN, penjadwalan kegiatan pengajaran, manajemen ruang kuliah, pelayanan wisuda, semua melalui online.

Di samping untuk efektifitas dan efisiensi, pemaksimalan pemanfaatan TI, juga sejalan dengan cita-cita UIN Sunan Kalijaga untuk menjadi kampus digital, bahkan sudah membuahkan hasil.Indikatornya  merujuk pada  penilaian TeSCA Smartest Campus 2013 (TeSCA Smart Campus Award), sebuah program peningkatan Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah mengembangkan dan mengimplementasikan ICT.

"UIN Suka menempati posisi ke 29 dari 551 perguruan tinggi di Indonesia yang mendaftarkan diri sebagai pengguna ICT di lingkungan kampusnya," katanya.

Sementara kepada para wisudawan, Musa Asy’arie memberi sejumlah alternatif. Yaitu, pertama, melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau mengambil program pendidikan profesi. Kedua,  terjun ke dunia kerja profesional.

Ketiga, berjuang keras menjadi pengusaha sukses yang banyak menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Keempat, terjun ke dunia politik.

 

Musa Asy’arie juga berpesan jika alumni terjun ke dunia politik, hendaknya mampu merubah citra dunia politik yang masih negatif.

"Jadilah politikus yang bersih, bebas korupsi dan KKN, penuh integritas, dan berpihak pada kepentingan rakyat, sehingga bisa menjadi contoh politikus-politikus yang lain hingga bisa menghapus citra negatif politikus di Indonesia," harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement