Rabu 23 Feb 2011 17:29 WIB

Kinerja Unair Surabaya Memuaskan

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Djibril Muhammad
Logo Unair
Logo Unair

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Berdasarkan hasil evaluasi Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) 2010, kinerja Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tergolong memuaskan. Secara keseluruhan, capaian kinerja Unair pada tahun 2010 meningkat, dari improvement level pada tahun sebelumnya, menuju performance level.

"Satu tahap lagi akan mencapai level tertinggi, yakni excellence level," terang Ketua Pusat Penjaminan Mutu (PPM) Unair Surabaya, Prof Dr drh Nunuk Dyah Retno Lastuti, dalam rilis yang diterima Republika, Rabu (23/2).

Perlu diketahui, Unair merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi Malcolm Baldrige - organisasi nonprofit penilai bidang pendidikan dari Amerika Serikat. Nunuk mengatakan, terdapat tujuh kriteria penilaian dalam MBNQA, diantaranya kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus terhadap pelanggan, pengukuran, analisis, dan pengetahuan seputar manajemen organisasi.

Selanjutnya, adalah fokus kampus terhadap sumber daya, manajemen proses, dan performansi organisasi atau hasil-hasil (result). "Dari ketujuh kriteria tersebut  area sistem informasi dan sumber daya masih harus menjadi perhatian dan kewaspadaan pimpinan kampus," jelasnya.

Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) Unair, Tjitjik Srie Tjahjandarie, PhD mengingatkan agar universitas negeri terbesar di Indonesia timur tersebut senantiasa bersikap waspada dan jangan cepat puas dengan capaian tersebut. "Menjaga dan meningkatkan kinerja harus tetap menjadi kesadaran bersama, termasuk bagaimana harus memperbaiki kinerja yang masih perlu ditingkatkan," ujar Tjitjik.

Menurutnya, kinerja sistem informasi Unair yang masih lemah sudah menjadi perhatian Rektor Unair, Prof Fasichul Lisan mendapat prioritas untuk peningkatan mulai semester pertama tahun ini. Terkait area sumber daya, ia melihat permasalahan tersebut belum tergarap secara sistematis dikarenakan beban kerja dan ruang lingkup pekerjaan direktorat sumber daya sangat besar.

"Alhasil, bidang garap sumber daya masih menjadi pekerjaan rumah sebab belum tertangani secara maksimal," katanya.

Karena itu, Tjitjik menyarankan, alternatif solusinya adalah dengan memecah direktorat sumber daya menjadi dua direktorat, seperti masukan hasil rapat kerja, yakni Mataram dan Analisis. "Pembagian bidang garap ini perlu dilakukan apabila Unair ingin mewujudkan kesempurnaannya pada semua bidang," ujar Tjitjik.

Tjitjik melanjutkan, pekerjaan rumah besar lainnya bagi Unair adalah bagaimana hasil kinerja kampus dapat terukur dan terekam dengan baik oleh pihak-pihak di luar Unair. Ia menyebut persoalan itu termasuk dalam kriteria performansi organisasi atau hasil-hasil (result). Sehingga, ia menekankan, kinerja bukan semata hasil yang dicapai, tetapi bagaimana segala pencapaian Unair terhadap kinerja institusi eksternal dapat terlihat nyata.

"Sadar dan selalu mawas diri terhadap posisi capaian kinerja kita terhadap stakeholder dan kompetitor harus selalu dibangun, sehingga kita menjadi terpacu untuk terus menghasilkan kinerja yang baik dan berkelanjutan," pesannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement