Kamis 03 Mar 2011 16:26 WIB

UAD Siapkan Pembangunan Kampus IV

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta terus berkembang dengan pesat. Saat ini jumlah mahasiswa aktif yang belajar di kampus milik Muhammadiyah tersebut telah mencapai 13 ribu orang. Jumlah yang besar untuk sebuah perguruan tinggi swasta. Karenanya untuk menampung seluruh kegiatan dan mengembangkan kegiatan akademis yang ada, pada tahun ini UAD tengah mempersiapkan pembangunan kampus keempatnya di wilayah Ring Road Selatan Yogyakarta.

Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan saat ini pihaknya telah membebaskan lahan seluas 3,5 hektar di wilayah Ring Road Selatan Tamanan, Banguntapan, Bantul. "Kita masih bergerak untuk terus memperluas, karena ke depan wilayah ini akan kita jadikan kampus utama UAD," terangnya saat serah terima pembangunan gedung untuk perkuliahan, penelitian dan ruang dosen di Kampus 3 Jalan Soepomo, Janturan, Yogyakarta, Kamis (3/3).

Kampus utama di Ring road Selatan tersebut menurutnya akan di gunakan untuk kantor rektorat, badan pelaksana harian (BPH), kegiatan perkuliahan untuk fakultas ilmu kesehatan masyarakat serta pembanguna techno stundent. "Pendidikan kewirausahaan dan pascasarjana juga akan terus kita kembangkan di kampus tersebut ke depannya," tegasnya.

Pembangunan kampus utama UAD itupun menunggu perluasan lahan selanjutnya di wilayah tersebut. Pengembangan kampus UAD itu menurutnya, merupakan sebuah konsekuensi logis untuk pengembangan kegiatan dan kualitas pendidikan di kampus tersebut. Diharapkan semua kegiatan mahasiswa nantinya bisa terpadu di kampus utama itu, karena selama ini masih terpisah-pisah di kampus I (Kapas), Kampus 2 (Pramuka) dan kampus 3 (Janturan).

Sementara itu sekretaris BPH UAD, Hadjam Murusdi mengatakan, pembangunan gedung baru di kampus 3 UAD tersebut menghabiskan dana sebesar Rp 3,002 miliar. Dana tersebut lebih efisien dari perencanaan awal yang diprediksikan menghabiskan biaya Rp 3,723 M. "Ini karena kita menggunakan sumber daya manusia (SDM) sendiri dalam pelaksanaan pembangunanya," paparnya.

Gedung berlantai 3,5 ini akan difungsikan untuk kantor dosen, ruang kuliah, ruang praktikum dan administrasi bagi Fakultas Tehnik Industri dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di kampus tersebut. Bangunan baru di kampus 3 ini sendiri berada di atas lahan 400 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 929 meter persegi.

Serah terima pembangunan gedung baru UAD tersebut menghadirkan Ketua PP Muhammadiyah Muhammadiyah Ahmad Malik Fadjar yang juga mantan Menteri Pendidikan Nasional. Malik Fadjar memberikan tausyiyah tentang pendidikan dalam kegiatan itu. Menurut mantan Menteri Agama ini, mengelola PTS dengan jumlah mahasiswa 13 ribu seperti di UAD tidaklah mudah. Apalagi ditengah persaingan global saat ini. "Perguruan tinggi yang bisa bersaing di kompetisi saat ini adalah yang memiliki kompetensi dan networking luas," terangnya.

Problem berat bagi seluruh PTS di Indonesia saat ini termasuk perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) menurut dia adalah sumber daya manusia (SDM) yaitu dosen. "Sekarang mending ada pinjam meminjam dosen bahkan lungsuran (bekas) dari perguruan tinggi negeri," terangnya.

Karena itu, bagi PTS yang ingin maju dan terus berkembang masalah utama yang harus diselesaikan adalah SDM ini. Karena menurutnya SDM adalah penentu utama kualitas pendidikan sebuah PTS bukan gedung atau aset lainnya. UAD sendiri kata dia, dengan jumlah mahasiswa yang banyak tersebut harus bisa menghasilkan SDM yang menjadi modal sosial bagi lingkungannya. Itu hanya bisa dilakukan jika mahasiswa diterjunkan langsung ke masyarakat dan di Muhammadiyah itu bisa dilakukan melalui ranting atau cabang dari organisasi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement