Selasa 21 Sep 2010 01:59 WIB

Kampus Perlu Siasati Pengangguran Terdidik

Rep: Annisa Mutia/ Red: Endro Yuwanto
Pengangguran
Pengangguran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Angka pengangguran terdidik di Indonesia setiap tahun semakin melonjak pesat. Itu bukan hanya pekerjaan rumah bagi pemerintah, tetapi juga bagi pihak perguruan tinggi. 

Pada Februari 2007, Data Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah pengangguran lulusan S-1 sebanyak 409.900 orang. Angka itu terus bertambah setahun kemudian, pada Februari 2008, pengangguran terdidik menjadi 626.200 orang. Itu pun belum ditambah pengangguran lulusan diploma (D-1, D-2, D-3) yang terus meningkat.

Fakta pengangguran terdidik itu membuat Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) memutar otak. Program yang baru-baru ini dicanangkan Kemendiknas untuk menekan pengangguran adalah program pendidikan kewirausahaan ke seratus perguruan tinggi.

“Indonesia memang perlu pendidikan wirausaha. Kalau tidak, hanya akan jadi kuli saja,” tutur mantan Menteri Perekonomian, Rizal Ramli, dalam kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (20/9).

Rizal mengatakan hal itu bukan tanpa dasar. Pasalnya, dengan wirausaha perekonomian negara seperti Jepang dan Cina dapat tumbuh pesat. “Tingkat pertumbuhan ekonomi Cina bahkan lebih dari 10 persen,” terangnya.

Oleh karena itu, program pendidikan wirausaha, sambung Rizal, harus betul-betul didorong pemerintah. Keberpihakan kepada rakyat kecil harus benar-benar diperhatikan.

Semenatara itu, Rektor Uhamka, Suyatno mengatakan, pendidikan wirausaha dapat mengubah untuk mengubah paradigma dan pola pikir mahasiswa terhadap berwirausaha. Selama ini, kata dia, kebanyakan mahasiswa hanya berpatokan untuk mencari kerja. Sementara penerimaan CPNS hanya dapat menampung 20 persen tenaga kerja.

Oleh karena itu, jelas Suyatno, para mahasiswa perlu diberikan materi dan kerampilan untuk berwirausaha. Karena, lulusan perguruan tinggi tidak cukup hanya dengan ilmu dan teori semata. “Uhamka akan mengimplementasikan pendidikan wirausaha,” ungkap Suyatno.

Suyatno menerangkan, Uhamka menjadi salah satu dari 100 perguruan tinggi yang diberikan dana oleh Kemdiknas untuk membentuk Pusat Pengembangan Kewirausahaan. Setiap perguruan tinggi, kata dia, menapatkan dana awal Rp 50 juta. “Setiap mahasiswa bisa mengajukan proposal usaha,” kata Suyatno.

Menurut Suyatno, animo mahasiswa terhadap pendidikan wirausaha di Uhamka cukup besar. Itu terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mengirimkan proposal usaha, yakni susah mencapai 100 orang. Nantinya, mahasiswa akan disatukan dalam satu kelompok usaha yang terdiri atas delapan orang. Setiap mahasiswa akan mendapat modal usaha Rp 5 juta.“Tentu akan ada dosen pendamping,” ucap dia.

Menurut Suyatno, pendidikan wirausaha ini patut diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Selain untuk merubah pola pikir terhadap wirausaha, juga untuk mengajarkan mental untul mengambil risiko. Tentunya, target utamanya untuk menyiasati pengangguran terdidik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement