Selasa 15 Feb 2011 14:28 WIB

30 Persen Pengangguran Terdidik tak Penuhi Kualifikasi

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Djibril Muhammad
Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal
Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Masalah pengangguran terus menggelayuti negeri ini. Bahkan hampir 30 persen lulusan terdidik di Indonesia, baik dari tingkat SD hingga lulusan kampus tak terserap dunia kerja. Bahkan penyumbang paling dominan pengangguran tersebut adalah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi.

Bagi Wakil Mendiknas Fasli Jalal munculnya pengangguran terdidik terebut, tidak melulu disebabkan karena mereka tidak mampu secara keilmuan. Banyak hal yang menyebabkan lulusan perguruan tinggi ataupun tingkat kebawahnya tidak terserap dunia kerja.

Salah satu faktor yang paling besar ialah karena ketidaksesuaian kualifikasi yang diminta oleh dunia kerja dengan lulusan dunia kampus. "Ini lebih kepada tidak mix and match, antara lulusan kampus dengan permintaan dunia kerja," papar Fasli Jalal kepada Republika, Selasa (15/2).

Hal ini membuat lulusan perguruan tinggi kesulitan mencari lowongan kerja yang sesuai. Fasli juga menambahkan hasil pemetaan dari Kemendiknas menunjukkan beberapa jurusan sudah jenuh oleh lulusannya. Beberapa diantaranya jurusan manajemen dan hukum. "Implikasinya kepada lulusan ialah tidak sesuai dengan dunia kerja," tuturnya.

Selain itu juga dunia kerja terus bergerak secara dinamis dan mungkin saja kurikulum kampus tak mampu memenuhi hal tersebut. "Nah tugas kita ialah terus mengupdate kurikulum, jadi makin dinamis permintaan lulusan kita juga makin dinamis," ucapnya.

Meski begitu menurutnya saat ini memang cukup sulit mencari tahu struktur kebutuhan yang ada di dunia kerja. Selain itu beberapa hal yang bisa didorong untuk mengurangi angka pengangguran ialah mendekatkan antara dunia industri ke kampus dan terus memperbanyak mahasiswa dan siswa, dari SMK, untuk magang di dunia industri.

Intinya, persoalan munculnya pengangguran dari lulusan perguruan tinggi itu tidak bisa dijawab dengan selembar ijazah. "Perlu dukungan dari semua pihak," pungkas Fasli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement