Kamis 10 Feb 2011 14:22 WIB

Orang Tua Siswa Keluhkan Mahalnya Biaya Pengayaan UN

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Ujian Nasional
Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Menjelang pelaksanaan ujian nasional (UN), para pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Kota Cirebon diharuskan mengikuti pengayaan. Namun, para siswa diharuskan oleh pihak sekolah untuk membayar biaya pengayaan tersebut. Kebijakan pihak sekolah itupun dikeluhkan para orang tua siswa. Pasalnya, biaya pengayaan dinilai cukup mahal.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan salah satu orang tua yang anaknya bersekolah di sebuah SMP Negeri di Kota Cirebon. Orang tua yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, anaknya diharuskan membayar biaya pengayaan senilai Rp 650.000. "Itu kan mahal sekali," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, uang pengayaan yang harus dibayarnya itu digunakan untuk beberapa hal. Adapun rinciannya, yakni untuk membayar honor guru selama pelaksanaan pengayaan sebesar Rp 300.000. Sedangkan lamanya pengayaan yang diselenggarakan pihak sekolah adalah lima bulan.

Selain itu, biaya pengayaan juga digunakan untuk membayar latihan ujian nasional dan evaluasi senilai Rp 150.000, serta membayar buku untuk empat mata pelajaran sebesar Rp 50.000. Ditambah lagi, pembelian map ijazah dan piagam agama yang mencapai Rp 35.000, laporan hasil ujian sebesar Rp 50.000, album senilai Rp 50.000, biaya penulisan ijazah sebesar Rp 20.000, dan foto senilai Rp 25.000.

Orang tua siswa itu mengaku, pihak sekolah memang memperbolehkan pembayaran biaya pengayaan dengan cara dicicil. Namun, menurut dia, hal tersebut tetap akan memberatkan para orang tua siswa. Apalagi, para siswa kelas tiga SMP yang kini mengikuti pengayaan, nantinya akan melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat SMA. Karenanya, orang tua siswa harus pula mempersiapkan dana untuk keperluan tersebut.

Dia menilai, biaya pengayaan seharusnya tidak dibebankan kepada orang tua siswa. Pasalnya, saat ini telah ada dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang dikucurkan pemerintah kepada setiap sekolah. "Bukannya biaya pengayaan itu sudah masuk dalam anggaran BOS?" tanyanya.

Sementara itu, tak hanya tingkat SMP, kegiatan pengayaan menjelang UN juga harus diikuti para siswa yang kini duduk di bangku kelas tiga SMA. Seperti halnya SMP, para siswa SMA juga diharuskan membayar biaya pengayaan hingga lebih dari Rp 300.000. Berdasarkan pantauan, kegiatan pengayaan itu dilakukan satu jam sebelum pelajaran dimulai. Adapun waktunya dimulai pukul 06.00 WIB sampai pukul pukul 07.00 WIB.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Dedi Windiagiri, saat dikonfirmasi, menyesalkan adanya biaya pengayaan yang dipungut pihak sekolah. Apalagi, jika salah satu penggunaan dari biaya tersebut adalah untuk membayar honor guru. Hal tersebut, dikarenakan seorang guru memiliki kewajiban mengajar selama 37,5 jam setiap minggunya. Jam mengajar tersebut, sudah termasuk untuk program pengayaan.

"Saya akan segera memanggil kepala sekolah yang ada di Kota Cirebon untuk membahas masalah ini," tegas Dedi.

Sementara itu, Wali Kota Cirebon, Subardi, saat dimintia tanggapannya, mengaku belum mengetahui adanya pungutan tersebut. Dia pun berjanji akan memanggil pihak Disdik untuk menanyakan masalah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement