Senin 23 Apr 2012 20:13 WIB

Ratusan Siswa SMP di Jember Absen UN

Siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelesaikan Ujian Nasional bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 jakarta, Senin (16/4).
Foto: Republika/Agung Supri
Siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelesaikan Ujian Nasional bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 jakarta, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER - Sebanyak 276 siswa SMP dan MTs negeri/swasta di Kabupaten Jember, Jawa Timur, absen atau tidak hadir dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) pada hari pertama yang digelar secara serentak, Senin (23/4).

Kepala Bidang SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan Jember Tatang Priyanggono mengatakan, jumlah peserta UN tingkat SMP atau sederajat sebanyak 31.137 siswa, namun jumlah peserta yang hadir pada hari pertama UN sebanyak 30.861 siswa.

"Sebanyak 276 siswa tidak mengikuti UN dengan rincian sebanyak tiga peserta sakit, 272 siswa mengundurkan diri, dan satu siswa tanpa keterangan," tuturnya.

Menurut dia, beberapa alasan penyebab siswa mengundurkan diri dari peserta UN antara lain pindah sekolah, ikut bekerja orang tuanya, menikah, dan lain-lain, sehingga secara otomatis mereka dinyatakan gugur dalam UN.

"Jumlah siswa yang absen dalam UN tingkat SMP di Jember tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 319 siswa, dengan rincian 312 siswa mengundurkan diri dan tujuh siswa sakit," paparnya.

Sementara anggota Komisi D DPRD Jember Ayong Syahroni mengatakan sejumlah siswa di beberapa SMP swasta di kawasan pinggiran tidak mengikuti UN karena menikah dan bekerja ikut orang tuanya.

"Kami melakukan inspeksi mendadak di SMP Ma`arif dan SMP Islam di Kecamatan Bangsalsari, serta SMP Muhammadiyah di Kecamatan Umbulsari. Hasil sidak ternyata masih ada siswa SMP yang tidak ikut UN karena menikah," tuturnya.

Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, sebanyak empat siswa peserta UN di beberapa sekolah pinggiran tidak ikut UN karena menikah dan hal tersebut cukup memprihatinkan bagi dunia pendidikan.

"Saya minta Dinas Pendidikan dan pihak sekolah masing-masing berperan aktif untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa, agar tidak menikahkan anaknya di usia dini," katanya menjelaskan.

Ia menuturkan hampir setiap tahun pelaksanaan UN di Jember selalu ada siswa-siswi yang mengundurkan diri karena menikah dan bekerja, padahal anak-anak yang duduk di bangku SMP/MTs belum saatnya untuk menikah dan bekerja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement