Kamis 22 Dec 2011 11:33 WIB

Kemendikbud Godog Opsi Bubarkan Seluruh Organ UI

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Chairul Akhmad
Sudut kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Foto: Antara/Wildan Anjarbakti
Sudut kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tampaknya sudah cukup jengah dengan konflik di internal Universitas Indonesia (UI) yang berlarut-larut.

Kementerian yang dipimpin Mohammad Nuh tersebut kini tengah menggodog beberapa opsi untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya adalah dengan mengganti seluruh organ yang ada di tubuh UI seperti yang diatur dalam PP No. 66/ 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi.

 

"Salah satu opsi adalah mengkonversi rumah-rumah tersebut (organ-organ di internal UI)," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, kepada wartawan, Rabu (21/12) malam. Nuh menyatakan opsi serupa telah diambil oleh beberapa universitas besar di negeri ini seperti ITB dan UPI dalam mengatasi persoalan di lingkup internalnya.

 

Dua opsi lainnya, yang pertama tidak mengganti organ-organ tersebut namun cukup mengganti orang-orangnya. Yang kedua sama sekali tidak mengganti baik organ-organ maupun orang-orangnya. "Saya dan Pak Dirjen (Djoko Santoso) sedang menggodog untuk memilih opsi mana yang paling tepat," kata Nuh.

 

Satu yang pasti, tutur Nuh, kegiatan belajar-mengajar dan penelitian di UI harus tetap berjalan sebagaimana biasanya. "Di luar boleh ribut, akan tetapi di dalam harus kita jaga agar tetap berlangsung sebagaimana mestinya," tegasnya.

 

Ia berharap Kemendikbud bisa segera memilih salah satu opsi tersebut pekan depan. Ia menegaskan selambat-lambatnya permasalahan di tubuh UI harus selesai sebelum masa bakti MWA berakhir 12 Januari nanti. " Kita semua tentu ingin MWA menghabiskan masa jabatannya dengan khusnul khotimah. Jangan sampai menimbulkan masalah-masalah baru," ujar Nuh.

 

Antara MWA dan Kemendikbud sebelumnya telah menyepakati tiga hal, yakni kesepakatan untuk tidak menunjuk caretaker menggantikan rektor Gumilar Rusliwa Somantri, Kemendikbud turun tangan mengatasi polemik internal ini serta menyelesaikan persoalan ini secepat mungkin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement