Rabu 24 Aug 2011 09:47 WIB

Babel Butuh Guru Berjiwa Pendidik ala 'Pak Harpan'

Red: cr01
Sebuah pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan integritas guru (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Sebuah pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan integritas guru (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Sekolah di Provinsi Bangka Belitung (Babel), membutuhkan guru-guru yang memiliki panggilan jiwa sebagai pendidik untuk meningkatkan karakter para siswanya.

"Ketersediaan guru di Babel sudah cukup banyak, namun yang memiliki panggilan jiwa sebagai pendidik masih kurang untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa," ujar Ketua Komisi IV DPRD Babel, Hardijono, Rabu (24/8).

Ia mengatakan, saat ini yang dibutuhkan sekolah-sekolah di Babel adalah guru yang benar-benar memiliki panggilan dan jiwa seorang pendidik bukan sekedar guru sebagai pengajar sehingga dapat membimbing siswa menjadi manusia yang berkarakter.

Menurut dia, ke depannya dalam seleksi penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) khususnya untuk mengisi kebutuhan guru diharapkan selektif dan lebih memilih calon guru yang memiliki kompetensi tersebut. "Harus ada metode khusus untuk menyeleksi guru yang benar-benar berkualitas dan mumpuni untuk mengembangkan dunia pendidikan di Babel agar hasil pendidikan dapat bermanfaat," katanya.

Selain dengan proses penjaringan yang lebih selektif, ke depannya Pemprov Babel diharapkan memperbanyak pelatihan khusus untuk guru-guru yang saat ini sudah mengajar di berbagai sekolah.

Pelatihan dengan menitikberatkan pada kemampuan peningkatan karakter diharapkan dapat menghasilkan guru-guru yang sesuai kebutuhan siswa saat ini antara lain mampu membenahi budi pekerti dan akhlak mulianya. "Kami sudah mendengar wacana dari Disdik untuk mengadakan pelatihan tersebut, namun sampai saat ini belum tahu nanti wujudnya seperti apa," kata Hardijono.

Menurunya, dengan peningkatan kompetensi guru diharapkan menghasilkan pondasi pendidikan yang kuat di daerah sehingga ke depannya dapat dilihat hasil kelulusan siswa sesuai harapan. "Dengan pelatihan tersebut, coba nanti diamati hasil kelulusan Ujian Nasional (UN) dan budi pekertinya seperti apa untuk memperoleh metode yang tepat untuk meningkatkan keseimbangan antara kognitif dan perilakunya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement