Selasa 26 Apr 2011 21:07 WIB

Ada Belasan Sekolah Menginduk Saat UN SMP

Ujian Nasional
Foto: ISTOCK PHOTO
Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Sebanyak 15 sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat di Kota Semarang terpaksa menginduk ke sekolah lain saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2011.

Sekretaris Panitia Penyelenggara UN Kota Semarang, Sutarto, di Semarang, Selasa (26/4), mengatakan, penyebab menginduknya sekolah karena jumlah peserta UN yang minim dan belum terakreditasi.

Ia menyebutkan dari 15 sekolah itu, terdiri atas 11 SMP, antara lain SMP Siswa Utama, SMP Bina Amal, SMP Uswatun Hasanah, SMP Maria Regina, SMP Nurul Islami, dan SMP Nurus Sunnah Semarang.

Untuk madrasah tsanawiyah (MTs) ada empat sekolah, kata Kepala Seksi SMP Disdik Kota Semarang itu, yakni MTs Al Burhan, MTs Husnul Khotimah, MTs Asy Syarifah, dan MTs Qosim Al Hadi Semarang.

Menurut dia, Prosedur Operasional Standar (POS) UN 2011 sudah mengatur ketentuan sekolah yang boleh menggelar UN secara mandiri, tanpa harus menginduk ke sekolah lain. "Syaratnya, satuan pendidikan setidaknya memiliki minimal 20 peserta UN dan atau sudah terakreditasi, baru bisa menggelar UN secara mandiri," katanya.

Namun, kata dia, bila suatu sekolah hanya memiliki peserta UN kurang dari 20 siswa, tetapi sudah terakreditasi tetap diperbolehkan menyelenggarakan UN secara mandiri.

Ia menjelaskan persyaratan suatu sekolah harus terakreditasi sebenarnya bertujuan untuk dasar sekolah menerbitkan surat keterangan hasil UN (SKH UN) bagi siswa yang lulus UN.

"Kalau suatu sekolah belum terakreditasi kan tidak bisa sehingga harus menginduk ke sekolah yang sudah terakreditasi. Nantinya, SKH UN dikeluarkan oleh sekolah penyelenggara UN," katanya.

Demikian pula dengan sekolah internasional yang tidak memiliki akreditasi secara nasional, kata Sutarto, tetap harus menginduk ke sekolah lain dalam pelaksanaan UN.

Kepala SMP Maria Regina Semarang, Joko Prasojo membenarkan bahwa sekolahnya harus menginduk dalam pelaksanaan UN tahun ini, dengan jumlah peserta UN sebanyak dua siswa.

"Kami menginduk dengan SMP Negeri 5 Semarang dalam pelaksanaan UN karena murid kami yang kelas IX hanya dua orang dan sekolah ini juga belum terakreditasi," katanya.

Ia menjelaskan SMP Maria Regina baru berdiri sejak 2008 dengan total siswa mulai kelas VII-IX sebanyak 11 orang dan mengadopsi kurikulum sekolah internasional, yakni Singapura.

Selain jumlah peserta UN yang minim, ia mengatakan pengindukan sekolah saat UN tersebut karena penerapan kurikulum sekolah yang memakai sistem sekolah internasional. Namun, kata Joko, pelaksanaan UN tidak menjadi masalah berarti bagi siswa, sebab SMP Maria Regina Semarang tetap memberi porsi pembelajaran sesuai kurikulum nasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement