Senin 23 May 2011 18:57 WIB

UIN Syarif Hidayatullah tak Terima Mahasiswa Baru Jalur Undangan

Rep: C02/ Red: Djibril Muhammad
Kampus UIN Syarif Hidayatullah
Kampus UIN Syarif Hidayatullah

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN - Tidak seperti perguruan tinggi negeri di Indonesia lainnya, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah tidak menerapkan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) melalui seleksi jalur undangan. Pembantu Rektor IV UIN, Jamhari, mengatakan pihaknya telah lebih dulu mengumumkan penerimaan mahasiswa baru UIN melalui Penelusuran Minat dan Kemampuan.

Jalur PMDK ini sudah diumumkan ke sekolah-sekolah sebelum adanya keputusan mengenai jalur undangan SNMPTN. Melalui jalur PMDK ini UIN ingin menjangkau sekolah-sekolah yang selama ini menjadi jaringan dari universitas Islam tersebut. Sekolah-sekolah tersebut sengaja dipilih oleh pihak universitas sebagai bagian dari jaringan universitas. "Sekolah-sekolah yang dimaksud adalah sekolah madrasah dan pesantren," ujar Jamhari ketika dihubungi Republika, Senin (23/5).

Kemungkinan cara masuk PTN yang mengintegrasikan nilai UN ini baru bisa diterapkan UIN pada tahun ajaran 2012 nanti. Meskipun nantinya akan ada jalur undangan ini, UIN tetap akan membuka jalur masuk melalui PMDK. Jumlahnya pun nanti akan disesuaikan dengan kuota yang ada. Apabila ada jalur undangan nanti, tutur Jamhari, tentu kuota PMDK dikurangi.

Dalam perekrutan siswa di jalur PMDK, pihak universitas cukup ketat dalam melakukan seleksi. Ada beberapa kriteria yang dilihat sebelum siswa tersebut dinyatakan lulus seleksi. Namun yang menjadi prioritas adalah siswa yang berasal dari sekolah agama seperti madrasah dan pesantren. "Karena latar belakang UIN kan Islam," ujarnya lagi.

Setiap tahun UIN selalu mengadakan evaluasi terhadap sekolah-sekolah yang menjadi jaringan. Evaluasinya juga melihat sekolah mana yang nilainya paling bagus. Senada dengan perguruan tinggi lain, UIN Syarif Hidayatullah juga akan menerima calon bahasiswa baru yang kurang mampu sebanyak 20 persen dari seluruh kuota perguruan tinggi tersebut.

Hal tersebut memang sudah ditetapkan sejak lama oleh pemerintah pusat, dan seluruh perguruan tinggi tinggal menjalankannya saja. Untuk mengetahui mengenai latar belakang anak yang kurang mampu tersebut, pihak universitas memiliki cara sendiri dalam mencari tahunya. Pembantu Rektor di bidang Pengembangan dan Kerjasama ini mengatakan universitas telah memberikan mandat pada seluruh jurusan untuk terjun langsung ke sekolah-sekolah.

Di sana mereka menyeleksi siswa-siswa yang kurang mampu dan memilih mereka yang benar-benar memenuhi persyaratan. "Pihak kami turun langsung dan memilih siswa yang benar-benar tidak mampu secara ekonomi, tetapi mampu secara akademik," ungkapnya. Jadi nantinya tidak ada kecurangan dan kursi yang 20 persen itu benar-benar diisi oleh mereka yang berhak menerimanya. Namun seperti yang telah Jamhari tuturkan, UIN memprioritaskan sekolah-sekolah yang bernuansa keislaman, seperti madrasah dan pesantren.

Selain jalur SNMPTN dan PMDK, UIN juga membuka penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri. Penerimaan ini akan dibuka sesudah keluarnya pengumuman SNMPTN, sesuai dengan aturan yang ada. "Mengenai kesiapan menjelang SNMPTN, kami sudah siap. UIN menjadi panitia untuk di Jakarta bersama UI dan UNJ," katanya menandaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement